Jawa Pos

Terima Kasih Vaksin!

-

sih penemu vaksin kali pertama? Yap, dia adalah Edward Jenner, ahli biologi asal Britania Raya pada 1796. Tapi sebelum itu, tepatnya pada awal abad ke-17, biksu Buddha Tiongkok sudah melakukan praktik variolatio­n. Konsepnya sama dengan vaksin. Yakni, memaparkan orang sehat kepada pasien cacar sapi untuk menciptaka­n kekebalan terhadap cacar. Cara itu pun dipraktikk­an di Afrika dan Turki sebelum menyebar ke Eropa dan Amerika. Nah, sejak 1798, praktik vaksinasi cacar Dr Jenner terus berkembang hingga 200 tahun setelahnya hingga akhirnya cacar dapat diberantas! Sudah tahu kan kalau penyakit cacar itu menular? Parahnya lagi, penyakit cacar bisa menewaskan sekitar 30 persen penderitan­ya! Korban yang selamat sering mengalami kebutaan dan memiliki bekas luka.

Selain Dr Jenner, Louis Pasteur adalah pelopor vaksin kolera. Wabah yang terjadi pada 1820 hingga akhir abad ke-19 itu pernah menggegerk­an dunia, salah satunya Indonesia. Daerah yang kali pertama terindikas­i penyakit kolera adalah di sepanjang pantai utara Jawa, mulai Batavia, Semarang, hingga Surabaya!

Terus kenapa sih kok masih banyak yang menolak vaksin? Kecurigaan terhadap vaksin ada sejak awal ditemukann­ya. Pada 1800-an, kelompok antivaksin­asi kali pertama muncul di Inggris. Mereka mengingink­an alternatif selain vaksin. Alhasil, terjadi penguranga­n jumlah anak penerima vaksin di sana, sebesar 100.000 orang, sampai sekitar 2004. Kasus campak pada anak jadi makin meningkat deh.

Risiko menolak vaksin sangat besar lho! Kandungan di dalam vaksin itu beragam. Ada antigen yang bisa mengenali penyakit dan melatih tubuh kita untuk melawannya, adjuvan yang membantu meningkatk­an respons imun dalam tubuh, dan bahkan pengawet serta stabilisat­or yang berfungsi memastikan vaksin tetap aktif dan bekerja. Coba bayangkan kalau tubuh kita nggak mendapat itu semua!

Sekitar 2,6 juta orang hampir meninggal karena campak setiap tahun sebelum adanya vaksin pada 1960-an. Vaksin campak yang ditemukan tiga tahun setelahnya berhasil menurunkan risiko meninggal hingga 80 persen! Melansir WHO, beberapa dekade lalu kasus kelumpuhan dan meninggal paling banyak disumbang dari penyakit polio. Setelah adanya vaksin polio pada 1954, terbukti sekarang penyakit polio sudah semakin jarang.

Lalu, apakah vaksin dengan imunisasi itu beda? Beda dong! Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilk­an kekebalan terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksin disebut vaksinasi. Nah, kalau imunisasi adalah proses dalam tubuh supaya seseorang mempunyai kekebalan tubuh terhadap penyakit itu sendiri. Jadi, jangan salah lagiya! (sak/c12/rat)

 ?? beda.
Vaksin
Imunisasi ILUSTRASI: NINA/ZETIZEN TEAM ?? adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menhasilka­n kekebalan terhadap suatu penyakit. adalah proses dalam tubuh supaya seseorang mempunyai kekebalan tubuh terhadap penyakit itu sendiri.
Pada 1800-an, kelompok antivaksin­asi kali pertama muncul di Inggris.
beda. Vaksin Imunisasi ILUSTRASI: NINA/ZETIZEN TEAM adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menhasilka­n kekebalan terhadap suatu penyakit. adalah proses dalam tubuh supaya seseorang mempunyai kekebalan tubuh terhadap penyakit itu sendiri. Pada 1800-an, kelompok antivaksin­asi kali pertama muncul di Inggris.
 ?? Edward Jenner. C A N I A
B R I T ?? Penemu vaksin pertama adalah seorang ahli biologi asal Britania Raya pada 1796
Pada awal abad ke17, biksu Buddha Tiongkok melakukan praktik Konsepnya sama dengan vaksin. variolatio­n.
Edward Jenner. C A N I A B R I T Penemu vaksin pertama adalah seorang ahli biologi asal Britania Raya pada 1796 Pada awal abad ke17, biksu Buddha Tiongkok melakukan praktik Konsepnya sama dengan vaksin. variolatio­n.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia