Kementerian Perdagangan Antisipasi Periode Supercycle
JAKARTA, Jawa Pos – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, Indonesia segera memasuki periode supercycle akibat pandemi Covid-19. Dalam periode itu, harga beberapa komoditas dasar akan naik signifikan. Karena itu, pemerintah perlu melakukan antisipasi.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan, periode supercycle juga dipengaruhi pertumbuhan ekonomi baru akibat permintaan di masa dan setelah pandemi. Komoditas yang harganya berpotensi naik dalam periode tersebut adalah minyak bumi, gas alam cair (liquefied natural gas/LNG), bijih besi, dan tembaga.
”Ini bukan kali pertama Indonesia menghadapi periode supercycle. Seperti periode sebelumnya, periode supercycle kali ini diharapkan juga membawa keberuntungan dan dampak positif bagi perekonomian Indonesia,” ujar Lutfi kemarin (7/4).
Harga sejumlah komoditas, menurut dia, sudah menunjukkan tren naik. Harga minyak mentah dunia pada April 2020 tercatat USD 13,2 per barel. Pada akhir tahun lalu, harganya menjadi USD 51,9 per barel. Harga LNG pada April tahun lalu tercatat USD 1,8 per mmbtu dan berubah menjadi USD 15,1 per mmbtu pada akhir 2020.
Bersamaan dengan itu, Lutfi mengungkapkan bahwa investasi juga bermunculan karena adanya pasar yang besar. ”Hal itu dapat dilihat melalui sektor otomotif. Pada sektor tersebut, banyak muncul investasi yang disebabkan besarnya pasar otomotif Indonesia,” jelasnya.
Komoditas dasar Indonesia juga memberikan keunggulan komparatif yang baik karena mampu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang kompetitif. Kondisi itu terlihat pada produksi stainless steel Indonesia.
Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang tinggi pada produk perhiasan. Itulah unggulan ekspor nonmigas Indonesia. ”Dengan sumber daya alam dan manusia yang saling mendukung, Indonesia mampu menghasilkan produk perhiasan berdaya saing di pasar dunia,” ungkapnya.