Belum Berani Pastikan Terjadi KIPI
Dari Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Jatim
SURABAYA, Jawa Pos – Sejumlah laporan terkait dengan keluhan setelah vaksinasi Covid-19 yang disampaikan peserta terjadi di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur (Jatim). Temuan itu diakui Satgas Covid-19 Jatim. Penelusuran juga tengah dilakukan tim kesehatan. Hanya, sejauh ini mereka belum bisa memastikan temuan tersebut merupakan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) atau bukan.
”Ada keluhan yang disampaikan penerima vaksin. Tapi, kami belum bisa memastikan apakah keluhan itu dampak vaksinasi atau ada penyebab lain,’’ kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril kemarin (7/4).
Dia menyatakan, setiap laporan langsung ditindaklanjuti satgas. Tim pemantau mendatangi penerima vaksin yang mengalami gangguan. Mereka diobservasi untuk membuat kesimpulan. ”Hingga saat ini, belum ada hasil observasi yang menunjukkan vaksin berakibat fatal,” ujarnya.
Keluhan peserta vaksinasi setelah divaksin memang muncul di sejumlah daerah. Di Banyuwangi, sedikitnya ada 14 orang yang mengalami demam dan nyeri setelah disuntik vaksin. Tim medis juga belum berani memastikan. Begitu pun temuan di sejumlah kabupaten/kota lain.
Meski pandemi Covid-19 di Jatim cukup terkendali, potensi terjadinya lonjakan kasus baru masih terbuka lebar. Salah satu pemicunya, hingga kemarin ada 13 kabupaten/kota yang tingkat RT alias tingkat penularannya di atas batas normal (di atas 1) (selengkapnya lihat grafis). Dari 12 daerah tersebut, RT virus yang paling tinggi adalah Kabupaten Nganjuk. Yakni, hampir mendekati angka 1,5.
Dokter Jibril menjelaskan, sebenarnya secara umum tingkat RT virus di Jatim sudah terkendali. Berada di level 0,6. ”Tapi, di tingkat kabupaten dan kota, ada daerah yang RT virusnya masih tinggi. Daerah tersebut perlu mendapat perhatian khusus sehingga angka persebarannya turun,” jelasnya.
Berdasar data satgas, ada empat daerah dengan tingkat RT paling rendah. Yaitu, Sumenep, Kota Probolinggo, Jember, dan Kabupaten Probolinggo. Dokter Jibril menegaskan bahwa daerah dengan RT virus di bawah angka normal harus tetap waspada. ”Kelengahan bisa berakibat fatal. Persebaran dapat kembali meningkat,” ungkap dia.
Sementara itu, Satgas Covid-19 menyampaikan data kumulatif kasus positif di Jatim selama setahun terakhir. Kasus Covid-19 di Kota Surabaya tetap paling tinggi (22.971 kasus). Menyusul berikutnya Sidoarjo (10.887 kasus) dan Jember (6.797 kasus).