Besok Kapal RSTKA Berangkat ke NTT
Selain Tim Kesehatan, Bawa Psikolog dan Ahli Pengolahan Air Bersih
SURABAYA, Jawa Pos – Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) bakal menuju ke Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menangani bencana banjir bandang. Kapal yang kini bersandar di Pelabuhan Kalimas itu berangkat besok (9/4).
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Prof dr Budi Santoso SpOG (K) menyatakan, pihaknya sudah mengadakan rapat cepat terkait dengan misi kemanusiaan bencana banjir NTT pada Selasa malam (6/4).
Keputusannya, kapal RSTKA diberangkatkan besok pukul 15.30. ”Seperti sebelumnya, kita (FK Unair) menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan kesehatan,” katanya.
Pria yang kerap disapa Prof Bus itu menambahkan, RSTKA baru bersandar di Pelabuhan Kalimas sekitar dua minggu lalu setelah menangani bencana gempa di Majene-Mamuju, Sulawesi Barat.
Prof Bus menuturkan, RSTKA tidak hanya membawa tim medis dari FK Unair dan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), tetapi juga ahli di bidang lain. Di antaranya, fakultas kesehatan masyarakat (FKM) serta fakultas sains dan teknologi (FST). ”Sebab, FST memiliki teknologi canggih untuk pengolahan air bersih,” ujarnya.
Selain itu, Unair melibatkan fakultas psikologi untuk menangani masalah psikologis masyarakat. Mereka akan memberikan trauma healing kepada para korban bencana banjir. ”Jadi, melibatkan banyak fakultas yang dimanfaatkan untuk bergabung dalam tim RSTKA,” imbuhnya.
Dia menambahkan, tim yang terlibat dalam misi kemanusiaan tersebut biasanya tidak hanya berasal dari Unair. Namun, bisa juga berasal dari perguruan tinggi lain di Indonesia. Misalnya, Universitas Wijaya Kusuma (UWK), Universitas Hang Tuah (UHT), bahkan pernah dari Universitas Trisakti. ”Kami open recruitment untuk relawan dokter. Jadi, tim dokter bisa dari mana saja,” kata dia.
Mengenai jumlah tim medis yang akan diberangkatkan ke
NTT, lanjut dia, Unair masih melihat situasi dan kondisi di lokasi bencana banjir NTT. ”RSTKA akan berangkat, tapi mendapatkan informasi bahwa ombaknya sangat tinggi hingga 6 meter. Itu membahayakan. Namun, dengan banyak pertimbangan, kapal RSTKA akan meninggalkan Surabaya Jumat ini (9/4),” jelasnya.
Wakil Rektor II Unair Muhammad Madyan menyebutkan, misi kemanusiaan bencana banjir NTT itu akan berkolaborasi antarfakultas. Bukan hanya FK, melainkan juga banyak fakultas. ”Jadi, di samping melayani kesehatan korban bencana, RSTKA juga melayanimasalahkesehatanlain yang melibatkan fakultas kedokterangigi,”katanya.(ayu/c19/dio)