Batu Diduga Relief Hilang

KABUPATEN PASURUAN, Jawa Pos – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pasuruan memburu batu yang diduga fragmen relief yang sebelum m ya ditemukan di pekarangan rumah warga di Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek.

Kemarin (7/4) petugas mendatangi lokasi sekitar pukul 10.00, tetapi tidak menemukan benda tersebut. Sebelumnya, petugas mengunjungi kantor desa. Tujuannya, mengetahui lokasi pasti batu tersebut. Dari pihak desa, petugas hanya mendapatkan informasi bahwa batu itu sebelumnya berada di timur Pasar Warungdowo. Informasi tersebut kemudian dicocokkan dengan data yang didapat Jawa Pos Radar Bromo bahwa batu itu ditemukan di pekarangan rumah warga setempat.

Petugas langsung meluncur ke lokasi. Sayangnya, saat tiba di sana, batu tersebut sudah tidak ada. Bahkan, pekerja di lokasi menyatakan tidak tahu-menahu tentang batu tersebut.

Hartono, staf pariwisata dan purbaka Disparbud Kabupaten Pasuruan, menjelaskan bahwa benda itu sejatinya tidak mungkin hilang. Namun, mungkin batu tersebut disembunyikan. ”Kalau hilang, tidak mungkin. Pasti masih ada,” katanya.

Dia mengungkapkan, dulu Warungdowo merupakan permukiman pada era Kerajaan Majapahit. Fakta itu didasarkan pada banyaknya batu bata kuno berukuran besar yang ditemukan di sekitar lokasi. ”Batu bata besar ini tidak dibikin pada zaman modern. Dulu daerah ini merupakan permukiman penduduk,” ungkapnya.

Dari foto yang ada, batu yang diduga fragmen relief itu diduga merupakan bagian dari bangunan candi atau gerbang desa. Penandanya adalah sepasang ukiran taring di batu tersebut. Ukiran itu ditengarai berbentuk butakala. Pada zaman kerajaan, simbol tersebut biasa digunakan untuk penjagaan di pintu gerbang. ”Dugaannya seperti itu. Ini kalau melihat gambar miring. Jika miring, pasti terlihat berupa ukiran taring,” terang Hartono.

Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, di Desa Warung do w o, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan, ada sebuah batu persegi panjang berukuran 30–40 sentimeter persegi yang diduga fragmen relief.