Minggu Pertama PTM, Sekolah Diminta Tidak ’’Balas Dendam’’
JAKARTA, Jawa Pos – Sejumlah satuan pendidikan mulai menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) setelah vaksinasi guru dan tenaga kependidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun mewanti-wanti agar minggu pertama tak dijadikan ajang ’’balas dendam’.’
Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri menyatakan, awal masuk PTM bersifat terbatas. Sekolah tidak boleh membabi buta. Dalam artian, tidak langsung membebani siswa dengan segala macam materi karena merasa punya utang pembelajaran sebelumnya. ’’Hari pertama lebih ke mengembalikan psikologis siswa yang lama tidak PTM,’’ ujarnya dalam diskusi daring kemarin (8/4).
Hal itu dibarengi sosialisasi pola hidup sehat dan penegakan protokol kesehatan (prokes). Terutama saat PTM terbatas. Sekolah juga diminta menyiapkan penyederhanaan kurikulum untuk diterapkan di masa PTM terbatas.
Jumeri menekankan, pihak sekolah harus bisa membagi materi yang diajarkan di sekolah dan yang dikerjakan di rumah. Sebab, waktu belajar di sekolah masih dibatasi. ’’Misal, hal-hal esensial diajarkan di sekolah. Lalu, untuk konsultasi apa yang kurang dipahami siswa di rumah,’’ paparnya.
Meski begitu, urusan kurikulum diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan. Di era Merdeka Belajar saat ini, pihak sekolah diberi kebebasan untuk memilih kurikulum yang digunakan. Terutama di masa pandemi Covid-19.
Ada tiga kurikulum yang digunakan. Yakni, kurikulum 2013, kurikulum mandiri, dan kurikulum darurat Kemendikbud.