Jawa Pos

Taman-Taman Dibuka Lagi

Tahap Awal Hanya Beroperasi Lima Jam

-

SURABAYA, Jawa Pos – Kerinduan warga Kota Pahlawan untuk beraktivit­as di taman segera terobati. Sebab, pemkot telah mengeluark­an kebijakan anyar. Minggu ini, sejumlah ruang terbuka hijau (RTH) kembali dibuka.

Pembukaan taman itu berjalan bertahap. Pada sesi pertama, delapan RTH lebih dulu beroperasi. Lokasinya tersebar. Mewakili lima wilayah di metropolis. Di kawasan timur, pemkot akan membuka Taman Flora. Di wilayah barat, Taman Cahaya bakal kembali menerima kunjungan warga. Taman Ekspresi dan Prestasi mewakili Surabaya Pusat. Taman yang dipilih di Surabaya Selatan adalah Taman Pelangi.

Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Anna Fajriatin menjelaska­n, teknis pembukaan taman sudah dirancang. Langkah awal, DKRTH memetakan taman yang hendak dibuka. Dari pertimbang­an, ada delapan lokasi taman yang akan dibuka.

Pemilihan delapan taman itu tidak asal karena sudah melalui pertimbang­an matang. Salah satunya, keterbatas­an petugas

Saat taman dibuka, DKRTH menempatka­n anggotanya untuk berjaga serta mengawasi penerapan protokol kesehatan (prokes).

Taman yang dipilih pun tidak besar seperti Taman Bungkul. Menurut Anna, luasan taman menjadi telaah. Semakin besar taman, petugas yang disediakan semakin banyak. ”Taman Bungkul belum kami buka,” papar mantan camat Gunung Anyar tersebut.

Selepas penetapan, langkah lain dilakukan. Yaitu, mengatur prokes di taman. Seluruh taman dilengkapi wastafel. Pengunjung dan petugas harus memakai masker. DKRTH juga mengatur pintu keluar dan masuk bagi warga.

Taman yang memiliki wahana permainan dan alat olahraga mendapat perhatian lebih. Setelah wahana permainan dan alat olahraga digunakan warga, petugas turun melakukan pembersiha­n. ”Setiap hari kami semprotkan disinfekta­n,” terangnya.

Kerumunan terus dipelototi. Solusinya, DKRTH menambah petugas. Tokoh masyarakat diajak serta mengawasi taman. Yang tidak kalah penting adalah durasi. Pemkot membatasi jam operasiona­l delapan taman tersebut. RTH dibuka selama lima jam. Mulai pukul 06.00 sampai pukul 11.00. Lima jam itu dibagi menjadi dua gelombang. Tujuannya, membatasi jumlah pengunjung. Setiap sesi maksimal diikuti 50 orang.

Pengunjung yang masuk ke taman diberi penanda berupa cap tinta warna. Cap yang digunakan pada sesi pertama dan kedua dibedakan. ”Pengunjung yang sudah masuk pada sesi pertama tidak bisa masuk ke gelombang selanjutny­a,” ujarnya.

Taman bakal dibuka setiap hari. Bahkan hingga Lebaran. Pada momen libur Idul Fitri, pemkot meningkatk­an kewaspadaa­n. Sebab, diperkirak­an jumlah pengunjung meningkat. Apalagi, pemerintah sudah menerapkan aturan larangan mudik. ”Kami berharap warga bersabar ketika belum mendapatka­n giliran masuk taman,” tuturnya.

Selain tokoh masyarakat, pemkot melibatkan OPD penegak perda. Petugas satpol PP dan linmas berjaga di areal taman. Mereka diminta memelototi satu per satu warga yang berkunjung di taman.

Kasatpol PP Eddy Christijan­to menuturkan, sejak pandemi merebak, satpol PP ikut ambil bagian. Petugas disebar ke seluruh kelurahan. Mereka mendapatka­n tugas yang beragam. Yakni, membantu pemkot melakukan tracing.

Pada momen pembukaan taman, satpol PP pun bersiap. Petugas dikerahkan untuk melakukan penjagaan. Satu taman nanti dijaga 10–20 petugas satpol PP. ”Kami tidak memberikan toleransi bagi warga yang membuka masker dan berkerumun,” tegasnya.

Sementara itu, Wali Kota Eri

Cahyadi menyatakan bahwa pemkot sudah berancanga­ncang membuka taman. Dia meminta warga menjaga kepercayaa­n tersebut dengan tetap menjalanka­n prokes.

PKL di dalam taman juga diperboleh­kan beroperasi agar ekonomi warga kembali membaik. Karena itu, dibutuhkan peran LPMK, RT, dan RW sebagai pengawas. ”Ketika kasus korona kembali meningkat, taman kembali ditutup,” tegasnya.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? SARANA PROKES: Petugas mengangkat wastafel portabel sebagai persiapan pembukaan Taman Flora.
FRIZAL/JAWA POS SARANA PROKES: Petugas mengangkat wastafel portabel sebagai persiapan pembukaan Taman Flora.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia