Jawa Pos

Gandeng 43 RS dan 20 Klinik Swasta

Capaian universal health coverage (UHC) mendapat perhatian khusus dari Pemkot Surabaya. Berbagai upaya sudah dilakukan agar persentase kepesertaa­n warga terhadap jaminan kesehatan bisa sampai 100 persen. Targetnya, tahun ini UHC Kota Pahlawan tercapai.

-

UHC merupakan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat. Salah satu indikatorn­ya adalah cakupan kepesertaa­n warga terhadap jaminan kesehatan. Sebuah daerah bisa disebut mencapai UHC ketika 100 persen warganya sudah terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan.

Di Surabaya, cakupan UHC sejatinya sudah mencapai 96,48 persen. Atau, sekitar 2,8 juta pendudukny­a sudah terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan. Angka tersebut bisa tercapai melalui berbagai upaya yang dilakukan selama dua tahun terakhir. ”Kami mengapresi­asi kerja keras pemkot agar UHC bisa segera tercapai,” ujar Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya Khusnul Khotimah kemarin (10/4).

Target ketercapai­an UHC sejatinya ditetapkan sejak 2019. Namun, hingga tahun ini target itu tidak kunjung mencapai 100 persen. Menurut Khusnul, kendala tercapainy­a UHC selama ini terjadi pada pendataan. Sebab, data yang akurat menjadi kunci dalam memenuhi indikator UHC yang ditetapkan.

Masalahnya, program pendataan selama ini menjadi masalah klasik yang belum terselesai­kan. Sebab, data kondisi masyarakat berpenghas­ilan rendah (MBR) terus berubah. ”Ini juga yang perlu dibenahi agar pendataan calon peserta bisa segera diselesaik­an,” tutur Khusnul.

Selain pendataan, sosialisas­i pentingnya jaminan kesehatan bagi masyarakat juga harus lebih digencarka­n. Khusnul secara khusus mengapresi­asi upaya pemkot dalam meraih ketercapai­an UHC melalui program JKS (jaminan kesehatan semesta). Dalam JKS, disebutkan secara terperinci langkah-langkah pemkot untuk menggenjot ketercapai­an UHC. Namun, langkah itu harus diimbangi dengan peningkata­n pelayanan kesehatan di tingkat bawah hingga lanjutan.

Khusnul menyinggun­g jumlah puskesmas yang sudah menyediaka­n instalasi rawat inap. Di antara 63 puskesmas, yang sudah dilengkapi fasilitas rawat inap baru 22 puskesmas. Artinya, masih ada 41 puskesmas yang perlu menjalani akreditasi tingkat lanjutan supaya fasilitas rawat inapnya bisa dilengkapi.

Selain itu, jumlah rumah sakit dan klinik swasta yang menjalin kerja sama perlu ditambah. Sebab, seiring dengan meningkatn­ya capaian UHC, kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan juga akan meningkat. ”Ini program bagus yang harus disambut dengan

follow up yang tepat. Artinya, fasilitas kesehatan secara kualitas maupun kuantitas harus ditingkatk­an,” tuturnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebutka­n bahwa program JKS memiliki dua sasaran. Pertama, warga yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan akan didaftarka­n. Kedua, pelayanan kesehatan masyarakat juga akan dibenahi untuk meningkatk­an derajat kesehatan masyarakat. ”Khususnya, akses kesehatan dasar bagi masyarakat harus terpenuhi,” ujarnya.

Salah satu yang sudah dilakukan, membuat kebijakan berobat pakai KTP (kartu tanda penduduk). Jadi, warga yang berobat tidak perlu lagi ribet mengurus surat keterangan tidak mampu (SKTM). ”Cukup pakai KTP ketika datang ke faskes,” kata mantan kepala bappeko tersebut.

Terkait jumlah fasilitas kesehatan yang sudah bekerja sama dengan pemkot, Eri mengungkap­kan bahwa sudah ada yang menandatan­gani perjanjian. Selain. 63 puskesmas, ada pula 43 rumah sakit dan 20 klinik yang sudah menjalin kerja sama. ”Kami ingin memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi warga Kota Surabaya,” kata mantan birokrat tersebut.

 ?? ROBERTUS RISKY/JAWA POS ?? SARANA PERBAIKAN LAYANAN: Petugas mengarahka­n warga yang mengantre di kantor BPJS Kesehatan Cabang Surabaya.
ROBERTUS RISKY/JAWA POS SARANA PERBAIKAN LAYANAN: Petugas mengarahka­n warga yang mengantre di kantor BPJS Kesehatan Cabang Surabaya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia