Tinjau Lokasi Gempa, Salurkan Bantuan
Gubernur Jawa Timur Beri Santunan kepada Ahli Waris Korban
DUKA akibat bencana gempa yang mengguncang wilayah selatan Jawa Timur masih dirasakan sebagian besar masyarakat Malang Raya. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi tiga titik lokasi bencana kemarin (11/4). Yakni, Kecamatan Turen, Dampit, dan Ampelgading.
Daerah pertama yang disasar Khofifah adalah Kecamatan Turen. Didampingi Bupati Malang Sanusi, orang nomor satu di Jatim itu melihat bangunan lantai 2 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Turen yang atapnya runtuh.
Ketika Khofifah tiba di lokasi, aparat gabungan TNI, Polri, guru, dan masyarakat sedang membersihkan puing-puing yang berserakan. Plafon dan rangka atap yang berceceran di lantai disingkirkan.
Khofifah sempat meminta Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur Bayu Trihaksoro untuk mengecek kondisi konstruksi bangunan tersebut. ’’Alhamdulillah, konstruksi bangunan masih bagus,’’ ucap Khofifah.
Dia pun meminta pemerintah daerah segera menginventarisasi tingkat kerusakan akibat gempa. Inventarisasi itu akan menentukan besaran biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan bangunan yang rusak.
Dari MAN 2 Turen, Khofifah bergeser ke Kecamatan Dampit. Bersama rombongan, dia melihat rumah warga yang roboh. Tenda pengungsian juga dikunjunginya. Lebih dari 35 kepala keluarga ditampung di tenda tersebut.
Gubernur perempuan pertama Jatim itu membagikan nasi bungkus serta uang santunan kepada warga. Termasuk kepada dua warga yang mengalami luka di bagian kaki dan kepala. ’’Yang sabar ya, semoga semua lekas kembali seperti semula,’’ kata Khofifah, menyemangati para korban.
Tujuan selanjutnya adalah kantor Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Di kecamatan tersebut, ada tiga warga yang meninggal. Ahli waris korban yang meninggal didatangkan ke kantor kecamatan untuk menerima santunan.
Mereka adalah Munadi, 85; Imam Santoso, 30; dan Hariyeh, 80. Masing-masing
menerima santunan Rp 10 juta. Kepada para ahli waris, Khofifah menyampaikan belasungkawanya. ’’Tetap sabar, semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,’’ tuturnya.
Kemarin Pemprov Jatim juga menyerahkan paket sembako untuk dapur umum. Bantuan itu berupa 500 kg beras, 60 paket lauk-pauk, 240 paket makanan tambahan gizi, 50 terpal, 100 selimut, 50 kardus mi instan, dan 10 ribu masker kain.
Warga di sekitar lokasi bencana pun mendapatkan paket sembako. Ada 200 paket sembako yang dibagikan. Selain itu, Khofifah memberikan bingkisan berisi alat tulis untuk anakanak. Dia ingin semangat mereka untuk belajar tetap terjaga.
Menurut Khofifah, ada standar penanganan bencana. Yakni, evakuasi dan penyelamatan warga, inventarisasi, identifikasi, dan pendataan. Evakuasi diwujudkan dengan menyediakan ruang yang lapang. ’’Tempat lapang itu bisa menyembuhkan trauma warga,’’ ujarnya.
Inventarisasi, identifikasi, dan pendataan bertujuan memastikan jumlah kerugian. Dia meminta tiga hal itu diprioritaskan. ’’Tempat belajar, rumah ibadah, dan fasilitas kesehatan, itu harus segera diperbaiki,’’ tegasnya.
Warga diimbau Khofifah untuk bersabar dan tetap waspada. Sebab, Jatim mendapat peringatan dari BMKG tentang prediksi hujan lebat di wilayah Probolinggo, Malang, Lumajang, dan Blitar. ’’Info BMKG, akan ada banjir bandang atau gempa susulan. Kami harap masyarakat di ketinggian atau kemiringan tertentu serta di pinggir sungai berkenan evakuasi dini,’’ tuturnya. Prioritaskan Renovasi Sekolah, Rumah Ibadah, dan Faskes