Polisi Ungkap Sindikat Produsen Senpi Ilegal
Amankan Tujuh Senjata Rakitan dan Ratusan Amunisi
BANYUWANGI, Jawa Pos – Tangkapan besar baru saja diperoleh jajaran Polresta Banyuwangi. Mereka berhasil mengungkap sebuah sindikat perdagangan senjata api (senpi) ilegal.
Hingga kemarin (11/4), empat tersangka berhasil ditangkap. Aneka jenis senpi dan ratusan butir peluru berbagai tipe juga diamankan. Saat ini polisi menelusuri keterkaitan sindikat itu dengan jaringan teroris.
”Senjata api ini sangat mematikan. Namun, kami belum bisa memastikan sindikat senpi ilegal ini memiliki jaringan teroris atau tidak. Kami masih selidiki ke arah sana,” tegas Kapolresta Banyuwangi Kombespol Arman Asmara Syarifuddin.
Dalam pengungkapan sindikat itu, ada empat tersangka yang sudah ditangkap. Mereka adalah NW, 51, warga Giri, Banyuwangi; IPW, 48, warga Buleleng, Bali; AW, 33, warga Wongsorejo, Banyuwangi; dan CS, 66, warga Beji, Kota Depok, Jawa Barat.
Ada tujuh pucuk senpi yang diamankan. Yakni, 2 unit modifikasi M-16, 1 Lee-Enfield (LE), 1 unit modifikasi M-16 single, 1 unit modifikasi Revolver Cis kaliber 22 mm, 1 unit FN Browning, dan 1 unit laras panjang Cis kaliber 22 mm. Ada juga ratusan butir amunisi berbagai ukuran. Petugas juga menyita 18 lembar gambar panduan pembuatan senpi. Bahkan, ada juga sejumlah mesin untuk modifikasi senpi ilegal tersebut.
Arman mengatakan, jaringan senpi ilegal itu terungkap sejak Jumat sore (2/4). Awalnya polisi menggerebek sebuah rumah di Desa Bonyolangu, Kecamatan Giri, yang menjadi tempat produksi senpi modifikasi milik tersangka NW. Dalam penggerebekan itu, petugas menemukan sejumlah barang bukti (BB) yang digunakan untuk membuat senpi ilegal.
Dari hasil pengembangan, barulah polisi menangkap tiga tersangka lain yang punya peran masingmasing. Ada pemasok, pembuat, dan pendistribusi. Motifnya untuk kebutuhan ekonomi dan berburu.
Arman menambahkan, hasil produksi senpi ilegal itu didistribusikan ke luar Kabupaten Banyuwangi. ’’Kami masih melakukan pengembangan untuk memburu tersangka lain,’’ tuturnya.