Jawa Pos

Dewan Kecewa Pengaduan Tak Direspons

Disampaika­n saat Rapat LKPj dengan Dishub

-

SURABAYA, Jawa Pos - Rapat pansus laporan keterangan pertanggun­gjawaban (LKPj) wali kota tahun anggaran 2020 menjadi ajang bagi dewan untuk mengkritik langsung kepala dinas di forum resmi. Mulai hal strategis seperti program dinas hingga urusan teknis seperti telepon tak direspons.

Misalnya, yang terjadi pada rapat antara pansus LKPj dan Dinas Perhubunga­n (Dishub) Surabaya di ruang komisi B, Sabtu (10/4). Ketua Pansus LKPj Anas Karno menceritak­an adanya keluhan dari warga di Jalan Kapuas, Tegalsari, terkait rambu lalu lintas roboh dan mengganggu pengguna jalan. Bahkan, kejadian tersebut sampai memicu kemacetan. Agar segera mendapat penanganan, Anas berinisiat­if melaporkan kejadian tersebut langsung ke Kepala Dishub Surabaya Irvan Wahyudraja­d. Namun, pesan singkatnya tidak direspons. Berkali-kali ditelepon pun tak diangkat.

”Sampai hari ini (Sabtu, Red) pun tidak ada jawaban. Mbok dijawab oke lo awak dewe wes legawa. Elek-elek ngene awak dewe iki yo dewan, wakile rakyat,’’ tutur dia dengan nada kesal di forum itu.

Wakil Ketua Pansus LKPj Luthfiyah menimpali dan menceritak­an pernah mengalami hal serupa. Namun, dia tidak ambil pusing. ’’Jarno mengko lak kuwalat dewe,’’ ucap politikus Gerindra itu.

Menanggapi hal tersebut,

Irvan pun meminta maaf. Dia beralasan saat itu dirinya sedang isolasi mandiri karena terpapar Covid-19. Selain itu, handphone yang lama sudah ganti. ’’Waktu itu saya sakit, Pak. Dan HP ini juga sudah ganti. Tapi, di sini enggak ada Pak WA (WhatsApp, Red) njenengan,’’ kata Irvan sembari menunjukka­n ponselnya.

Anas masih tetap kecewa dan menilai respons terhadap keluhan warga begitu lambat. Bahkan, tidak mendapat respons dengan baik. ’’Iku aku sing lapor. Bagaimana kalau warga langsung? Apa malah tidak diperhatik­an sama sekali? Tapi, ya sudahlah. Yang penting sudah ketemu dan ke depan harus ada perbaikan,’’ tutur politikus PDI Perjuangan itu.

Terkait kinerja dishub selama 2020, pansus memberikan banyak catatan. Di antaranya, dari target retribusi parkir tepi jalan umum Rp 35,8 miliar, tercapai 49 persen atau Rp 17,7 miliar. Retribusi izin trayek lebih parah. Dari target Rp 437 juta yang ditetapkan, realisasin­ya hanya Rp 136 juta atau 31 persen.

Irvan mengatakan, capaian yang kurang maksimal disebabkan pandemi Covid-19. Selain ada realokasi dan refocusing anggaran kegiatan, ada beberapa sektor yang penerimaan­nya memang kurang optimal. Khususnya, retribusi parkir tepi jalan umum dan izin trayek.

Pansus LKPj juga menggelar rapat dengan dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH). Pansus menyoroti besarnya retribusi yang justru naik di tengah pandemi. Padahal, OPD lain ratarata mengalami penurunan. Plt Kepala DKRTH Kota Surabaya Anna Fajriatin mengaku bahwa hal itu disebabkan jumlah wajib retribusi bertambah. ’’Kita lakukan pendataan lagi dan penyisiran.

Loh, ternyata potensi retribusi kita ini masih besar,’’ katanya.

Beberapa sektor yang menjadi potensi retribusi di DKRTH, antara lain, pergudanga­n baru, perumahan baru, hingga restoran baru. Semuanya memiliki limbah sampah dan bisa dikenai retribusi. ’’Dari situ kami mencoba memetakan kembali potensi retribusi yang ada,’’ terangnya.

Selain dishub dan DKRTH, pansus juga mengundang empat OPD lain. Yaitu, dinas pekerjaan umum bina marga dan pematusan (DPUBMP), dinas kesehatan (dinkes), RSUD dr Soewandhie, dan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH). Anas mengaku memang sengaja mengebut pembahasan pansus LKPj. Sebab, targetnya pekan depan harus selesai. ’’Karena nanti masih ada agenda penyusunan pandangan umum fraksi sebelum diparipurn­akan,’’ jelas Anas.

Mbok dijawab oke lo awak dewe wes legawa. Elek-elek ngene awak dewe iki yo dewan, wakile rakyat.”

ANAS KARNO

 ?? ADI WIJAYA/JAWA POS ?? SEMPAT TEGANG: Kepala Dishub Surabaya Irvan Wahyudraja­d saat rapat LKPj di Komisi B DPRD Surabaya. Dia dikritik dewan karena sulit dihubungi.
ADI WIJAYA/JAWA POS SEMPAT TEGANG: Kepala Dishub Surabaya Irvan Wahyudraja­d saat rapat LKPj di Komisi B DPRD Surabaya. Dia dikritik dewan karena sulit dihubungi.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia