Tertibkan PKL dengan Fondasi Permanen
SURABAYA, Jawa Pos − Sejumlah lapak pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Jalan Ngagel Timur ditertibkan petugas gabungan kemarin. Hal itu dilakukan karena tempat berdagang yang berdiri di atas saluran drainase tersebut dibangun dengan fondasi permanen. Karena itulah pemkot sulit mengontrol sedimentasi.
Kondisi PKL yang saling mepet dan berderet membuat saluran sepanjang 100 meter itu tertutup. ’’Kami bersama petugas lain menertibkan fondasi PKL yang permanen, kemudian diganti dengan penutup kayu. Sehingga kontrol lebih mudah,’’ tutur Lurah Pucang Sewu Kenny Pieter Tupamahu.
Dia mengatakan, sebelumnya sosialisasi sudah dilakukan. Imbauan juga berkali-kali diberikan. Namun, pedagang tidak mampu membongkar sendiri. Mereka mengaku terbatas sumber dayanya. ’’Apalagi, beberapa lapak kondisinya sudah rusak. Jadi, pedagang juga terbantu dengan penertiban ini,’’ kata Kenny.
Meski lapak sudah dibongkar, pedagang masih diizinkan untuk berdagang. Dengan catatan, alas bangunan nonpermanen. Kemudian, mereka wajib membantu kontrol fungsi saluran drainase itu. Menurut Kenny, pertimbangan saat menertibkan harus disertai solusi. Sementara saat ini tempat relokasi belum tersedia. Selain itu, karena masa pandemi, ada sedikit kelonggaran bagi yang ekonominya rentan.
’’Kami akan lanjutkan terus penertiban. Sebab, kawasan itu masih rawan genangan saat hujan. Saluran yang prima menghindarkan genangan saat hujan,’’ terangnya.
(ART) sudah menghasilkan banyak karya seni lukis hingga instalasi. Beberapa pameran juga pernah digelar dan menarik banyak minat orang awam hingga seniman. Secuil cerita perjalanannya dia tumpahkan dalam buku terbarunya itu.
”Sebetulnya sejak 2019 sudah mulai menulis. Namun, saat pandemi semua harus di rumah. Saya sendiri ada kesempatan untuk menyelesaikan dan menerbitkannya,” ujar Aucky dalam bedah buku secara daring.
Alih-alih menyuguhkan cerita soal pasien yang bercerita tentang keluarga yang bahagia karena bantuannya. Aucky mengajak pembaca mengenali lebih dekat dirinya melalui sederet karya yang dihasilkan dan perjalanan hidupnya melirik seni.
Aucky bercerita pada 2003 ketertarikannya pada seni tinggi. Hingga akhirnya, pada 2007, beberapa karya sudah dihasil
Female Sacrifice
(follicle stimulating hormone).