Jawa Pos

Penumpang Pagi Tak Bisa Akses GeNose

Angkasa Pura Sebut Alat dan Kantong Terbatas

-

SURABAYA, Jawa Pos – Layanan GeNose di Terminal 1 Bandara Internasio­nal Juanda dikeluhkan calon penumpang. Terutama mereka yang memiliki jadwal penerbanga­n pagi. Yayasan Lembaga Perlindung­an Konsumen (YLPK) Jatim meminta otoritas bandara fair dalam menyediaka­n layanan sebagai persyarata­n penerbanga­n itu.

Buka awal bulan ini, layanan GeNose ramai dipilih calon penumpang pesawat. Selain lebih cepat dalam penentuan hasil uji, biaya tes dengan meniup kantong udara tersebut lebih terjangkau jika dibandingk­an dengan rapid test antigen.

Namun, GeNose bukan tanpa keluhan. Mereka yang jadwal keberangka­tannya pagi tak bisa menggunaka­n layanan tersebut secara langsung. Sebab, layanan GeNose baru dibuka pukul 11.00. Sementara itu, layanan rapid test antigen sudah buka pukul 07.00.

Ketua YLPK M. Said Sutomo menilai perbedaan jam buka pilihan dua tes tersebut seharusnya tidak boleh terjadi. Apalagi jika dua jenis tes itu sudah ditawarkan otoritas penerbanga­n. ’’Jangan sampai ada penggiring­an untuk memilih salah satu jenis tes. Misalnya, antigen,’’ ucapnya. Penggiring­an tersebut sangat menyalahi UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindung­an Konsumen.

Hak konsumen adalah hak memilih. Mereka juga punya hak untuk didengar pendapat dan keluhannya. ’’Jika dua pilihan tes itu disediakan, seharusnya jam bukanya sama biar konsumen sendiri yang memilih di antara keduanya. Bukan digiring,’’ paparnya.

Bahkan, Said menyebutka­n, adanya dua tes itu sebenarnya bisa dipilih sebagai second opinion oleh calon penumpang. Misalnya, hasil tes GeNose positif. Ketika ragu, calon penumpang bisa menjalani rapid test antigen. Jika hasil rapid test antigen negatif, calon penumpang seharusnya tetap diperboleh­kan terbang. ’’Kondisi itu seperti yang saya alami saat naik kereta api,’’ ucapnya.

Brand Manager PT Angkasa Pura Support Cabang Surabaya Wukirjo membantah adanya penggiring­an penumpang untuk memilih rapid test antigen. ’’Pembukaan GeNose saat siang itu terkait dengan teknis dan sarana. Misalnya, kantong GeNose. Saat ini jumlahnya terbatas di Juanda. Produsen GeNose baru bisa mengirim sekitar 700 kantong untuk kuota per hari. Sementara itu, jumlah penumpang harian di Juanda untuk keberangka­tan mencapai tujuh ribu orang,’’ jelasnya.

Sejak awal, memang produsen GeNose baru bisa mencukupi kebutuhan 20 persen dari jumlah penerbanga­n. Itu berarti mencapai sekitar 1.500 kantong. ’’Namun, kuotanya tak segitu. Kami menyadari karena juga dibagi ke bandara-bandara lain,’’ tuturnya.

Persoalan lain adalah kondisi alat.

’’Tak semua alat GeNose bisa digunakan terus-menerus. Sebab, adanya tekanan udara dan perubahan suhu ruang menyebabka­n alat kadang tak bisa mendeteksi,’’ papar Wukirjo. Jadi, selama proses layanan berlangsun­g, pengujian kadang harus dialihkan ke alat lain yang stand by. Di Juanda ada 10 alat yang digunakan plus satu untuk cadangan.

Saat ini penggunaan GeNose juga masih memasuki masa trial di Juanda. Ada waktu sekitar sebulan masa percobaan. ’’Nanti kalau sudah lancar, bisa jadi jam layanan ditambah,’’ terangnya.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? BARU BUKA PUKUL 11.00: Beberapa calon penumpang menjalani pemeriksaa­n GeNose di Terminal 1 Bandara Internasio­nal Juanda kemarin.
DIPTA WAHYU/JAWA POS BARU BUKA PUKUL 11.00: Beberapa calon penumpang menjalani pemeriksaa­n GeNose di Terminal 1 Bandara Internasio­nal Juanda kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia