Bekerja Sukarela, Tangani Warga yang Parno Divaksin
Pendekar Biru di Kecamatan Gayungan beranggota empat perempuan dari empat kelurahan di wilayah tersebut. Jiwa sosial mereka sangat tinggi. Mereka sudah biasa terjun ke lapangan. Membantu puskesmas untuk memasifkan vaksinasi.
Jawa Pos
PERAN serta berbagai elemen masyarakat dalam memasifkan vaksinasi sangat dibutuhkan. Terlebih mereka yang mau terjun langsung ke masyarakat untuk membantu memberikan pendampingan, pengertian, sekaligus sosialisasi. Tugas dan peran itulah yang saat ini diemban Pendekar Biru. Akronim dari
Pendampingan oleh Kader Adaptasi Kebiasaan Baru.
Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Gayungan Maya Sa’adah mengatakan, Pendekar Biru dibentuk langsung oleh pemkot di semua kecamatan. Dengan ketentuan, ada perwakilan satu kader di setiap kelurahan pada setiap kecamatan. Tidak terkecuali di Kecamatan Gayungan yang memiliki empat kader Pendekar Biru dari Kelurahan Menanggal, Dukuh Menanggal, Ketintang, dan Gayungan. ’’Dibentuk pada Februari. Saat itu memang ada pendaftaran bagi siapa saja yang bersedia menjadi anggota Pendekar Biru. Jadi, semuanya dikerjakan dengan sukarela,’’ katanya.
Maya mengungkapkan, para Pendekar Biru memang mengalami kesulitan. ’’Namun, mereka adalah kader kesehatan sehingga sudah mumpuni dan terbiasa dengan tugas seperti itu,’’ terangnya kepada Jawa Pos kemarin (11/4).
Tugas Pendekar Biru terutama berfokus pada vaksinasi. Mereka membantu menyosialisasikan pentingnya vaksin hingga jadwal vaksinasi kepada warga. Dari pendampingan hingga sosialisasi yang dilakukan, tentu tidak semuanya mulus dan berhasil. Ada pula penolakan yang mereka terima. ’’Kendala memang pasti ada. Terutama meyakinkan yang lansia dan beberapa orang yang termakan hoaks tentang vaksin. Mereka betul-betul takut dan tidak mau divaksin,’’ imbuhnya. Maya menambahkan, semua perwakilan Pendekar Biru sudah mendapatkan pelatihan langsung dari Dinkes Surabaya. Mereka dibekali ilmu, terutama mengenai cara atau trik mendekati warga.
Salah seorang anggota Pendekar Biru Gayungan dari Kelurahan Ketintang Indrawati mengatakan, peran sekaligus kontribusi mereka diharapkan bisa membantu puskesmas di wilayah setempat. ’’Terutama dalam mewujudkan capaian jumlah vaksinasi pada warga.
Dengan begitu, mata rantai wabah bisa segera selesai karena kekebalan komunitas berhasil terbentuk,’’ katanya.
Aktivia, anggota lain, mengungkapkan bahwa pihaknya melakukan pendampingan secara door-to-door, membagikan pamflet, hingga datang ke puskesmas. Warga yang takut berlebihan alias parno diberi pengertian hingga akhirnya mau divaksin. ’’Kami bilang ke mereka bahwa pemerintah nggak mungkin memberikan sesuatu yang berbahaya buat warganya. Dari situ ada yang mau. Tapi, ada juga yang kekeh nggak mau divaksin karena punya penyakit bawaan. Padahal, kami sudah menjelaskan bahwa nanti ada proses skrining terlebih dahulu. Tapi, kalau tetap tidak mau divaksin, ya kami nggak bisa paksa,’’ ungkapnya.