Kurangi Takaran Rempah Sesuai Selera
SURABAYA, Jawa Pos − Menu khas Timur Tengah biasa menjadi pilihan untuk berbuka puasa saat Ramadan tiba. Salah satunya adalah menu lamb ouzi yang dihadirkan Chef De Cuisine The Westin John Fredi Tarigan. Mengusung tema makanan Journey to The Silk Road, dia mengenalkan makanan khas Timur Tengah dan juga cara mengadaptasinya agar sesuai dengan lidah Indonesia Sabtu malam (10/4).
John menjelaskan, biasanya makanan khas negara Arab itu rasa rempahrempahnya akan sangat kuat. ”Kayak kayu manisnya itu strong banget. Jadi, kalau rasa original-nya bakal kayak makan rempah-rempah aja. Saya kurangi sedikit dan menambahkan beberapa bumbu lain,” terangnya.
Mulai menambahkan salt pepper, butter, hingga margarin. ”Jadi, tastenya bakal lebih soft. Nasinya bakal lebih soft juga,” imbuhnya. Selain untuk bumbu keseluruhan, John menjelaskan bagaimana membuat daging lamb-nya agar empuk dan tidak berbau.
Slow cooking dengan suhu 135 derajat Celsius menjadi kunci memasaknya. ”Dengan suhu segitu, biasanya saya masak untuk durasi 4,5 jam,” jelasnya. Daging lamb tersebut dimarinasi dengan yogurt, arabic spice, salt paper, butter, dan minyak samin. ”Dari bumbu-bumbu itu juga nanti bakal membantu menghilangkan bau lamb-nya. Sama suhu dan durasi itu tadi bisa membantu menurunkan minyaknya,” ungkapnya.
Namun, pemilihan daging lamb-nya memang menjadi kunci juga. Daging lamb lokal dengan impor memang berbeda. ”Kalau kita impor dari Australia. Lamb untuk konsumsi kan diternakkan dalam kandang. Jadi dagingnya lebih empuk. Sementara lamb lokal umumnya bebas berkeliaran. Jadi dagingnya lebih alot.” tambahnya.