Kreasikan Tari Ksatria pada Gerakan hingga Kostum
Masuk Lima Besar Terbaik Nasional dalam Kompetisi
SURABAYA, Jawa Pos – Lima penari terlihat menghadap belakang sambil menggenggam dua kipas kayu. Mereka kompak mengenakan busana hitam-emas. Saat musik diputar, seorang penari di tengah mulai melakukan gerakan dengan dua kipas itu. Lalu diikuti penari lain.
Gerakan tersebut merupakan tari ksatria. Karya seni itu dikreasikan atau dibuat ulang oleh Komunitas Tari Goong Prada asal Surabaya. Mereka menciptakan dua kreasi. Keduanya dibedakan melalui gerakan dan kostum dari tari aslinya. Kreasi tersebut mampu memenangkan penghargaan lima besar terbaik tingkat nasional.
Para penari melakukan gerakan tempo cepat selama dua menit sembari menggerakgerakkan dua kipas yang selalu terbuka. Mereka kerap berpindah posisi dalam waktu singkat untuk melakukan sejumlah gerakan. Penampilan mereka juga terlihat maksimal dengan busana serasi. Dipadukan dengan hiasan kepala dan kalung berwarna emas.
Ketua Komunitas Goong Prada Ragiel Alfan menjelaskan bahwa itu adalah tari tradisional kreasi baru karya komposer Bathara Saverigadi Dewandoro. Karya seni tersebut terinspirasi dari tari-tarian klasik dan dikembangkan sesuai dengan zaman. Namun, tetap berciri Nusantara.
Lantas, Goong Prada tertarik untuk mengkreasikannya. Mereka membuat dua kreasi tari. Pembedanya ada pada sejumlah gerakan modifikasi. Yakni, gerakan tangan, gerakan lantai, dan permainan pola kipas. Selain itu, mereka mengkreasikan kostum. Pada kreasi satu mereka menggunakan kostum dominan hitam-emas, sedangkan kreasi lain berwarna hitam-putih. Menurut Ragiel, ketentuan kostum memang harus menggunakan rok hitam dan kain batik. ”Kain batik dipilih warna dominan emas dan hitam-putih agar menonjol dengan dasar kain hitam,” jelasnya.
Mereka mempersiapkan tari tersebut selama dua minggu. Mulai latihan hingga pengambilan rekaman video. Lantas diunggah ke Instagram. Karya tersebut akhirnya mampu menjadi lima besar terbaik nasional dalam kompetisi kreasi tari. Mereka mampu mengalahkan lebih dari 80 peserta lain di Indonesia.