Akhir April Launching Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
SURABAYA, Jawa Pos – Tak lama lagi, persoalan sampah di Kota Pahlawan tuntas. Tidak ada lagi sampah yang tak bisa tertangani. Sebab, pemkot memiliki teknologi anyar untuk mengurangi tumpukan kotoran.
Teknologi baru itu adalah pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Sampah bakal diolah dengan metode gasifikasi. Nah, reaksi kimia tersebut menghasilkan kalor
J
Panas diproses menjadi tenaga listrik. Wali Kota Eri Cahyadi kemarin (16/4) memberikan kepastian. Metode anyar itu segera berjalan. ’’Insya Allah launching akhir April ini,’’ terangnya.
Prosesi launching itu bakal berlangsung semarak. Sejumlah pejabat hadir. Pemkot juga mengundang Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo. ’’Surabaya akan mendapatkan kehormatan. Salah satu kota yang menerapkan PLTSa,’’ ucap Eri selepas mengajar di SMPN 1 kemarin.
Menjelang peresmian, pemkot terus melakukan persiapan. Memastikan pengolahan sampah itu berjalan optimal.
Sejak bulan lalu, tahapan geladi bersih dilaksanakan.
Pertama, pengolahan sampah. Seluruh sampah harus mampu diolah. Hasilnya menjadi listrik. Persiapan kedua yang dipelototi adalah listrik yang dihasilkan. Pemkot harus memastikan listrik tersebut layak digunakan. Pasalnya, listrik itu nanti dibeli PLN.
Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Anna Fajriatin menjelaskan, pembangunan PLTSa sudah tuntas tahun lalu. Lokasinya berdekatan dengan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Luas kawasan pengolahan sampah itu mencapai 37,4 hektare (ha).
Setelah pekerjaan fisik, tahapan kembali dilanjutkan. Yaitu, commissioning atau pengujian.
Pemkot menelaah pengolahan sampah serta mengecek listrik yang dihasilkan. ’’Sesuai penyampaian Pak Wali Kota, seluruhnya sudah siap,’’ terangnya.
Mantan camat Gunung Anyar itu mengatakan, PLTSa sangat dibutuhkan. Sebab, volume sampah di metropolis terus bertambah. Seiring dengan perkembangan wilayah. Dari data pemkot, jumlah sampah di Surabaya setiap hari cukup besar. Totalnya berkisar 1.500 ton per hari. PLTSa mampu menampung 1.000 ton sampah per hari.
Lantas bagaimana dengan sisa sampah yang belum tertangani? Pemkot sudah menyiapkan solusi. Yakni, kotoran itu ditangani dengan metode lain.
Sekkota Hendro Gunawan menjelaskan, ada satu pengolahan sampah yang masih dipertahankan. Yaitu, sanitary landfill. Metode itu sudah berjalan jauh sebelum PLTSa dikembangkan.
Sanitary landfill memiliki konsep yang berbeda. Di bagian dasar, dipasang alas kedap air. Pipa juga dipasang untuk mengalirkan cairan lindi atau sisa air sampah.
Selanjutnya, sampah dipilah. Sampah plastik diolah. Sampah organik dijadikan kompos. Sanitary landfill itu merupakan penanganan sampah yang alami.
Hendro mengatakan, dua pengolahan itu saling mengisi. Keduanya juga menghasilkan listrik. ’’Listrik yang dihasilkan sanitary landfill 2 mw, sedangkan PLTSa 9 mw. Sehingga total 11 mw,’’ papar alumnus ITS itu. pressure regulator set pneumatic