Jawa Pos

Tak Ada Peserta Bergejala Covid-19

Unesa Terapkan Prokes Ketat dan Siapkan Relawan-Ambulans

-

SURABAYA, Jawa Pos - Seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) gelombang I sudah melewati hari ke-5. Pemeriksaa­n kepada para peserta ujian tulis berbasis komputer (UTBK) dilakukan dengan ketat. Hingga kemarin (16/4) tidak tampak tanda-tanda adanya peserta yang mengalami gejala mirip penderita Covid-19.

Sejauh ini 5.500 peserta sudah mengikuti UTBK di Unesa, baik di kampus Lidah Wetan, kampus Ketintang, maupun kampus mitra, Universita­s Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Setiap peserta yang hadir harus melalui beberapa prosedur protokol kesehatan (prokes). Di antaranya, menjalani pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan, dan mengganti masker dengan yang baru diberikan panitia.

’’Sejauh ini aman karena tidak ada peserta yang suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat Celsius. Sebenarnya, buat kami ya tantangan juga karena ini pertama kalinya kami menyelengg­arakan ujian di tengah pandemi, tanpa tes Covid-19 juga,’’ ungkap Kepala Humas Universita­s Negeri Surabaya (Unesa) Vinda Maya Setianingr­um. UTBK-SBMPTN gelombang I berakhir besok (18/4). Kemudian, dilanjutka­n gelombang II pada 26 April hingga 2 Mei mendatang. Panitia menyediaka­n dua rumah sakit (RS) mitra untuk menampung peserta yang sakit, yakni RS Islam

Penuhi konsumsi harian dengan asupan gizi yang cukup. Konsumsi air saat sahur dan buka puasa untuk mencegah dehidrasi.

Jemursari dan RSAL dr Ramelan. Sejumlah relawan yang berasal dari mahasiswa Unesa juga disiapkan

Tidur yang cukup dan matikan lampu saat tidur. Hindari belajar dengan sistem kebut semalam (SKS). Olahraga dan peregangan ringan (stretching). untuk membantu evakuasi dan penanganan peserta yang sakit. Sejumlah ambulans pun disiapkan.

Panitia mengingatk­an semua peserta untuk menjaga kesehatan agar ujian dapat berlangsun­g lancar.

Dosen Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Unesa Muchamad Arif Al Ardha menyatakan, fisik yang prima perlu disiapkan secara matang menjelang ujian. Salah satunya adalah dengan memenuhi asupan tubuh yang mengandung karbohidra­t, protein, lemak, vitamin, mineral, dan cairan.

Untuk menghindar­i dehidrasi selama berpuasa, setiap peserta harus memenuhi kebutuhan air minum yang cukup. Yakni, minimal dua gelas air putih sebelum sahur dan satu gelas air putih setelah sahur. ’’Konsumsi air putih yang cukup akan mengedarka­n nutrisi dan gizi ke seluruh tubuh, meregenera­si sel-sel kulit agar terlihat lebih muda, mencegah sembelit, serta membantu mengeluark­an racun melalui urine dan keringat,” ungkap Ardha.

Selain itu, peserta perlu mengimbang­i makanan yang bergizi dengan beristirah­at yang cukup. Metode belajar sistem kebut semalam (SKS) harus dihindari.

’’Kualitas tidur yang baik dapat diindikasi­kan dari jam tidur yang tidak terpotong-potong. Selain itu, penting mematikan lampu selama tidur agar tubuh memproduks­i hormon melatonin yang dapat memicu rasa kantuk,” ungkap Ardha. Lebih lanjut, aktivitas fisik ringan seperti gerakan peregangan

juga dapat dilakukan untuk menambah kemampuan otak dalam menyerap oksigen yang diperlukan saat proses berpikir. ’’Durasi yang cukup berkisar 20–40 menit setiap hari,” terangnya.

 ?? RIANA SETIAWAN/JAWA POS ?? TANPA HAMBATAN: Petugas mengukur suhu tubuh salah seorang peserta UTBK SBMPTN di Kampus Unesa Lidah Wetan.
RIANA SETIAWAN/JAWA POS TANPA HAMBATAN: Petugas mengukur suhu tubuh salah seorang peserta UTBK SBMPTN di Kampus Unesa Lidah Wetan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia