Segmen LMPV Mendominasi Penjualan
Produsen Otomotif Mulai Tambah Kapasitas
JAKARTA, Jawa Pos – Relaksasi pajak atas penjualan barang mewah (PPnBM) mendongkrak penjualan kendaraan roda empat. Pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021 yang digelar mulai 15 April lalu juga menggairahkan pasar. Agen pemegang merek (APM) tidak mau menyia-nyiakan momen tersebut untuk memperbaiki kinerja bisnis mereka.
Mengenai klasifikasi penjualan, APM optimistis segmen low multipurpose vehicle (LMPV) dan low sport utility vehicle (LSUV) masih akan mendominasi. Mobil tujuh penumpang, terutama yang mendapat relaksasi, akan laris. Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menyatakan bahwa segmen LMPV memimpin kontribusi penjualan sampai lebih dari 40 persen.
Pada ajang IIMS Hybrid 2021, MMKSI mematok target penjualan 600 unit. Mereka meramalkan bahwa 75 persen dari target akan disumbang LMPV. ”Kontribusinya paling banyak dari model Xpander maupun Xpander Cross,” kata General Manager of Sales and Marketing Division MMKSI Amiruddin pada Sabtu (17/4). Kontribusi 20 persen yang lain datang dari Pajero Sport dan 5 persen dari Eclipse Cross serta Outlander
PHEV.
Kendati pameran tahun ini mengombinasikan platform daring dan luring, Amiruddin menegaskan bahwa konsumen masih mengandalkan metode pembelian langsung. Bahkan, 90 persen penjualan masih akan secara luring. Sebab, masyarakat belum terbiasa memesan dan membeli secara daring. ”Karena baru kali pertama ini diadakan pameran dengan dua skema online dan offline,” tambahnya.
Relaksasi PPnBM memicu kenaikan demand kendaraan. Konsumen pun harus rela inden. Sebab, suplai dari pabrik ke diler belum disesuaikan dengan tingginya permintaan. Akibatnya, untuk beberapa produk tertentu, konsumen harus pesan lebih dulu. ”Inden saat ini sudah jadi isu penting otomotif karena demand sangat tinggi. Kami akan mencoba meningkatkan kapasitas produksi,” terang Amirrudin.
Marketing and Customer Relation Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation Hendrayadi Lastiyoso mengungkapkan hal yang sama. Dia mengakui tingginya permintaan
membuat sejumlah produk harus inden. Misalnya, Xenia dan Terios yang harus inden sampai tiga bulan.
Hendrayadi mengatakan, Daihatsu berusaha keras meningkatkan kapasitas produksinya. Baik kapasitas pabrik yang di Karawang maupun di Sunter.
Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sudah memprediksi bahwa produsen mobil mengalami lonjakan demand karena relaksasi PPnBM. ”Saya sudah mengingatkan kepada seluruh produsen agar siap,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menurut dia, kapasitas produksi pabrik otomotif masih menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Akibatnya, saat terjadi lonjakan permintaan, mereka kewalahan. ”Memang industri otomotif tidak melakukan inventory lebih lama atau lebih panjang karena apa yang mereka pesan sebagai bahan baku itu yang langsung dikerjakan, langsung diproduksi. Sejak awal memang kami prediksi bahwa ada gap antara demand dan suplai dari produsen sendiri,” tandas Agus.