Gencarkan Sosialisasi 1 Pendamping 2 Lansia
SURABAYA, Jawa Pos – Percepatan dan upaya vaksinasi bagi lansia terus dilakukan. Berbagai cara ditempuh agar partisipasi mereka meningkat. Salah satunya dengan program 1 pendamping 2 lansia. Pengantar yang masih belum berusia 60 tahun ke atas bisa mendapat vaksin ketika mengantarkan dua orang lanjut usia.
”Kalau misalnya hanya satu lansia di rumah, bisa mengajak kerabat lansia lain yang belum divaksin. Misalnya bude atau pakdenya yang sudah sepuh. Paling penting ber-KTP Surabaya,” ujar Kepala Puskesmas Rangkah Dwi Astuti Setyorini.
Bisa juga tetangga kiri kanan rumah yang belum divaksin. Ririn, sapaan Dwi Astuti
Setyorini, mengatakan, untuk bisa ikut program itu, mereka lebih dulu harus mendaftar di laman khusus yang disiapkan dinkes. Kemudian, verifikasi harus dilakukan dengan ketat. Misalnya mengecek pendamping dan lansia ber-KTP Surabaya serta sudah tercatat dalam sistem data base vaksinasi.
”Tentu kami tidak bisa saklek mengiyakan pendamping yang datang berdua dengan lansia begitu saja. Ketika datanya masuk, langsung kami hubungi mereka. Sampai saat ini sudah ada yang daftar, tapi belum banyak,” jelasnya.
Memang, di lapangan, puskesmas sering kali menemukan lansia yang enggan divaksin. Alasannya beragam, mulai takut ada efek samping, termakan kabar hoaks, atau dilarang anggota keluarga mereka. Menurut Ririn, hal seperti itu butuh pendekatan khusus. Program pendamping tersebut, lanjut dia, bisa menjadi salah satu jalan keluar ketika lansia sudah mentok dengan unsur pemerintah atau kader. ”Komunikasi dengan pendamping yang bisa jadi tetangga, anak, atau kerabat lain bisa saja membuat lansia luluh dan mau divaksin. Kami terus sosialisasikan program itu,” terangnya.
Selain itu, kini puskesmas menggenjot vaksinasi door-todoor. Petugas mendatangi langsung lansia yang tidak bisa mengakses lokasi vaksin. ”Misalnya, ada yang stroke dan tidak bisa jalan, kami datangi rumahnya,” kata Ririn.