Ubah Tantangan Jadi Peluang
Kondisi pagebluk membawa tantangan tersendiri pada industri properti. Bagaimana kondisi pandemi ini dilewati pengembang? Berikut obrolan singkat Jawa Pos dengan Senior Director Ciputra Group Sutoto Yakobus.
T: Bagaimana kondisi industri properti pada masa pandemi ini?
J: Daya beli konsumen sedikit terganggu. Tapi, itu tidak menyurutkan minat orang untuk membeli properti. Pada saat keadaan ekonomi sudah lebih baik dari sekarang, nanti orang lebih banyak membelanjakan uangnya ketimbang menabung di bank. Pembelanjaan itu salah satunya untuk membeli rumah. Sejauh ini, insentif pembebasan dan keringanan pajak pertambahan nilai (PPN) cukup membantu pengembang untuk menjual rumah.
T: Hunian seperti apa yang menjadi kesukaan pasar saat ini?
J: Rumah tapak masih menjadi incaran konsumen. Trennya, rumah-rumah kecil untuk konsumen usia 20-an sampai 35 tahun. Sekarang semakin banyak pengembang yang membuat rumah ukuran kecil seperti 5 x 12 (meter), 5 x 10, 4 x 12 dengan dua lantai untuk mengakomodasi kebutuhan konsumen yang baru berkeluarga.
Apartemen studio juga disukai, terutama untuk mahasiswa, karyawan, dan pekerja ekspatriat. Tapi, apartemen pasarnya tidak sebesar rumah tapak karena kebanyakan mahasiswa dan pekerja itu masih berkegiatan dari rumah. Sementara banyak ekspatriat yang kembali ke negara asalnya. Baik rumah tapak maupun apartemen, banyak konsumen muda yang mencari hunian yang ukurannya tidak terlalu besar, tapi desain interiornya unik. Kecil, tapi ayu.
T: Bagaimana peran pemerintah dalam mendukung industri properti selama pandemi?
J: Sinergi antara Pemprov Jatim dan pemkot di kota-kora besar seperti Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo sudah cukup baik. Namun, fokus mereka lebih banyak tersedot untuk penanganan pandemi. Kalau untuk program di bidang bisnis dan dunia usaha, belum begitu terlihat. Mungkin karena masing-masing wali kota sibuk memikirkan urusan Covid-19. Namun, saya mengapresiasi program-program yang memudahkan masyarakat. Misalnya, kemudahan pengurusan pencatatan kependudukan.
T: Bagaimana peran media dalam industri properti?
J: Di era pandemi yang penuh dengan hoaks seperti sekarang, saya hanya percaya pada media yang memiliki kredibilitas seperti Jawa Pos maupun media-media utama lain di kelasnya. Jawa Pos memberikan informasi yang unggul dari sisi geografis sehingga lebih dekat dengan pembaca. Dan, itu tidak dimiliki media lain.
Saya juga suka bagaimana Jawa Pos berinovasi mengubah korannya menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga praktis dan lebih enak dibaca. Dengan inovasi seperti itu, ditambah inovasinya yang lain, saya yakin Jawa Pos bisa menghadapi tantangan di masa ini. Seperti yang Pak Ci (Ciputra) ajarkan, mengubah tantangan menjadi peluang. Saya yakin Jawa Pos juga bisa melakukannya.