Antrean Plasma Konvalesen Tembus Seribu Kantong
Jaring Penyintas, PMI Jatim Koordinasi Antarwilayah
SURABAYA, Jawa Pos – Krisis plasma konvalesen benarbenar terjadi di Jawa Timur (Jatim). Melambungnya kasus Covid-19 sepekan terakhir membuat kebutuhan meningkat. Namun, di sisi lain, ketersediaan sangat terbatas.
Pekan lalu daftar tunggu plasma konvalesen se-Jatim mencapai 513 kantong. Namun, hingga awal Juli, jumlahnya sudah naik drastis. Dibutuhkan 1.015 kantong plasma konvalesen. Terbesar di tujuh kabupaten/kota.
”Makin banyak warga yang terkonfirmasi Covid dan dirawat di rumah sakit, makin tinggi pula permintaan plasma,” ujar Sekretaris PMI Provinsi Jatim Edi Purwinarto kemarin (1/7).
Karena kebutuhan sangat tinggi, pasien Covid-19 yang membutuhkan plasma harus menunggu. Karena itu, PMI Jatim kini menyusun juknis untuk menangani krisis tersebut. Yakni, meminta PMIPMI di setiap kabupaten/kota aktif menjaring warga yang sudah sembuh dari Covid-19.
Data penyintas itu akan dikumpulkan. PMI daerah bakal menawari penyintas untuk bersedia menyumbangkan plasma konvalesen.
Jika penyintas setuju, akan langsung dilakukan skrining. ”Langkah ini ditempuh agar kebutuhan bisa segera terpenuhi,” jelasnya.
Selain menunggu koordinasi daerah, Pur –sapaan akrab Edi Purwinarto– berharap keluarga pasien Covid-19 juga ikut mencari pendonor. Langkah itu bisa dilakukan untuk memotong daftar tunggu plasma konvalesen.
Sebenarnya cukup banyak pendonor plasma di Jatim. Namun, kebutuhan dan permintaannya yang tidak seimbang. Di Surabaya, misalnya, setiap hari selalu ada pendonor. Salah satunya adalah Bagus Putra Ardianto. ASN asal
Surabaya itu kemarin datang untuk mengecek antibodi. Prosedur sebelum donor plasma konvalesen dilakukan. ”Nanti, kalau lolos, dua hari lagi dipanggil untuk donor,” ucapnya kemarin.
Bagus sebenarnya pernah menjajal donor plasma awal Maret lalu. Namun, saat itu dia ditolak karena masih ada gejala sesak napas. Kemarin dia mencobanya lagi. ”Ini bentuk rasa syukur saya karena sudah sembuh dan ingin membantu,” katanya.
Demikian pula di Lumajang. Pendonor sebenarnya juga berdatangan. Namun, stok plasma konvalesen belum aman.
Jumlahnya sangat terbatas. PMI hanya bisa menyediakan satu kantong plasma per pasien. ”Seharusnya setiap pasien mendapatkan dua kantong. Masing-masing berisi 200 mililiter. Namun, melihat stok yang terbatas, kami hanya bisa memberikan satu kantong,” jelas Manajer Kualitas PMI Lumajang Anis Mufaridah.