Balai Diklat Pegadaian Jadi Tempat Isolasi Mandiri
Angka Penderita Melonjak, Kecamatan Putar Otak
SURABAYA, Jawa Pos – Ketersediaan ruang isolasi menjadi masalah yang harus diselesaikan saat tingginya angka Covid-19. Terutama bagi wilayah yang padat penduduk dan memiliki fasilitas yang terbatas untuk isolasi mandiri. Karena itu, Kecamatan Tambaksari menggandeng Balai Diklat
Pegadaian untuk menyediakan ruang isolasi bagi warga.
Tiga pilar Kecamatan Tambaksari dan Puskesmas Rangkah melakukan survei lokasi ke Balai Diklat Pegadaian kemarin siang (1/7). Gedung di Jalan Virgo, Kelurahan Ploso, itu disiapkan sebagai tempat alternatif isolasi mandiri bagi warga. Terutama yang berasal dari kawasan Kecamatan Tambaksari
Ada empat bangsal yang disiapkan untuk isolasi. Satu bangsal mampu menampung 8–10 tempat tidur. Dengan demikian, total tempat itu bisa digunakan maksimal 40 pasien.
’’Rencananya, tempat ini digunakan sebagai alternatif lokasi. Apabila ada warga yang memerlukan, tempat itu akan difungsikan,’’ ujar Camat Tambaksari Ridwan Mubarun. Dia menambahkan, sarana dan fasilitas yang tersedia sudah layak. Tinggal menambah kasur.
Dia menjelaskan, Pegadaian mendukung penuh penggunaan tempat itu. Karena berlokasi di tengah perkampungan, pihaknya memastikan faktor keamanan lingkungan menjadi prioritas. Warga pun sudah bersedia dan mendukung bila sewaktu-waktu lokasi itu digunakan.
Alternatif lokasi isolasi itu disiagakan karena Kecamatan Tambaksari, terutama Kelurahan
Ploso, merupakan wilayah padat penduduk. Jarak antar rumah sangat sempit. Bila ada warga yang terpapar dan melakukan isolasi mandiri, risiko tertular cukup besar.
Apalagi varian Delta Covid-19 memiliki potensi persebaran yang lebih cepat. Mayoritas yang terjangkit adalah klaster keluarga. Jumlahnya lebih dari satu orang.
’’Fasilitas yang dimiliki warga juga minim. Hal itulah yang mendasari kami untuk mencari tempat alternatif. Namun, kami berharap tempat itu tidak pernah terpakai dan tidak ada warga yang terpapar Covid-19,’’ tambah Lurah Ploso Bambang Pontjo Mulyanto.
Hal senada diungkapkan Kapolsek Tambaksari Kompol M. Akhyar. Dia menyebutkan, pihaknya akan membantu penyediaan tempat tidur. ’’Dari Polrestabes Surabaya siap membantu penyediaan sarana yang diperlukan untuk keperluan operasional tempat tersebut,’’ katanya.
Dari survei yang dilakukan, kata Akhyar, lokasi itu memiliki ukuran 20 x 6 meter. Cukup untuk menampung 4–5 kasur per ruangan. ’’Nanti kami upayakan bantu perlengkapan lain yang diperlukan. Seperti tabung oksigen, kipas angin, dan lainnya. Kami upayakan yang terbaik,’’ katanya.
Kepala Balai Diklat Pegadaian Surabaya Rohmadi mengatakan, sebelum tempat itu dipakai, instansinya melakukan beberapa penyesuaian. Misalnya, kamar mandi akan ditambah dengan bak air. Lalu, pengaturan hunian yang dipakai. Sesuai skenario, bangsal lantai bawah diperuntukkan pasien perempuan dan lantai 2 untuk laki-laki.
’’Dari hasil koordinasi, yang menempati fasilitas ini nanti hanya orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan. Artinya, yang betul-betul hanya butuh isolasi dan dalam masa pemulihan,’’ terangnya.
Dukungan tenaga medis juga bakal disediakan. Mulai dokter umum, ahli gizi, hingga tenaga farmasi. Paling tidak fasilitas itu hampir sama dengan Hotel Asrama Haji.
Sementara itu, warga meminta agar ada sosialisasi lebih dulu. Kemudian, faktor keamanan menjadi pertimbangan utama operasional tempat tersebut. Terlebih lokasinya dekat permukiman.
’’Awalnya, banyak yang tidak setuju. Namun setelah mendapat penjelasan, akhirnya warga mendukung. Yang pasti, kami berharap keamanan dan kesehatan warga sekitar diperhatikan. Apalagi di kawasan ini mayoritas yang tinggal lansia,’’ ujar Ketua RW 6 Kelurahan Ploso Ismanu.
Dia mengatakan, dari penjelasan yang didapat warga, akan ada penyemprotan disinfektan secara berkala. Kemudian, seluruh area akan dipagar tertutup. Hal tersebut sama dengan Hotel Asrama Haji yang dibangun penyekat untuk membatasi aktivitas dengan warga luar.