Siapkan Rp 24 Miliar untuk Perawatan Jalan Nasional
SURABAYA, Jawa Pos – Lelang proyek perawatan dan perbaikan jalan nasional selesai. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII mendapat anggaran Rp 24 miliar untuk pemeliharaan jalan raya di wilayah Surabaya. Dana itu akan dibagi untuk perawatan dua ruas, yakni ruas Surabaya–Waru dan Surabaya–Gresik.
Pemeliharaan jalan juga sudah dicicil. Misalnya, yang bisa dilihat dari perbaikan jalan rusak di wilayah Surabaya Utara. Tambal sulam sudah dilakukan di Jalan Gresik Gadukan dan Perak. Selain itu, ada pembaruan markah di jalur yang terhubung dengan pelabuhan seperti Jalan Sultan Iskandar Muda dan Jalan Hang Tuah
Pejabat Pembuat Komitmen BBPJN VIII Ruas Surabaya–Gresik Pungki Enggar menjelaskan, ada sejumlah kegiatan yang dilakukan terkait dengan program pemeliharaan jalan di Kota Pahlawan. Selain tambal sulam dan pembaruan markah, BBPJN melakukan normalisasi saluran air. ”Selain mengandalkan kontraktor, kami melibatkan warga untuk pembersihan saluran,” kata Pungki kemarin (1/7).
Menurut dia, BBPJN tidak asal bekerja. Sebelumnya, dipetakan jalur yang rusak dan memerlukan tindakan cepat. Menurut Pungki, sebagian anggaran perawatan bakal dipakai untuk merehabilitasi jembatan. Tercatat, ada 24 jembatan yang mendapat perhatian dari BBPJN. Lokasinya tersebar di Gresik dan Surabaya Utara. Perawatan sebagian jembatan sudah dicicil pada 2020. Salah satunya adalah Jembatan Kalianak.
”Betonisasi belum ada. Kami masih menunggu anggaran,” ujar Pungki. Menurut dia, pembetonan di wilayahnya memang belum selesai. Ada 5 kilometer jalan yang belum diperkuat.
Jalan itu memanjang dari Surabaya Utara sampai Gresik.
Pungki menegaskan, pembetonan lanjutan sebenarnya sudah diusulkan. Namun, pihaknya belum mendapat lampu kuning dari pemerintah. Sebagian anggaran masih dialihkan untuk penanganan Covid-19.
Panjang ruas Surabaya–Gresik mencapai 60 kilometer, sedangkan ruas Surabaya–Waru 50 kilometer. Pemeliharaan dua ruas itu amat penting. Selain berkaitan dengan pelabuhan, jalur nasional di wilayah Surabaya tersebut menjadi pusat mobilisasi di Jawa Timur.