Pemkot Butuh Banyak Pekerja Lapangan
SURABAYA, Jawa Pos – Pandemi Covid-19 yang tak kunjung berhenti membawa dampak pada angka pengangguran terbuka (APT). Dari data pemkot, selama pandemi, angka pengangguran terbuka (APT) bertambah. Pada 2019, jumlah pencari kerja mencapai 5,76 persen. Saat ini persentasenya melonjak menjadi 9,79 persen.
Tingginya angka pengangguran itu dirasakan pemkot. Saat ini ratusan warga mengajukan lamaran kerja. Mereka menyerahkan permohonan agar bisa bekerja di pemkot.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menuturkan, tingkat pendidikan pelamar kerja itu beragam. Ada yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Mayoritas ingin bekerja sebagai tenaga kantor.
Menurut Eri, saat ini menambah tenaga kantor bukan prioritas utama pemkot. Yang lebih dibutuhkan adalah tenaga lapangan. ’’Kami membutuhkan banyak satgas,’’ jelasnya.
Pemkot sudah memanggil pelamar kerja tersebut. Mereka mendapatkan tawaran bekerja di lapangan. Misalnya, menjadi tenaga penyapu jalan. Selain itu, petugas pendataan tingkat ekonomi warga. ’’Sayangnya, tidak sedikit yang undur diri,’’ paparnya.
Pria 44 tahun itu menuturkan, pekerja lapangan memang sangat dibutuhkan. Terlebih di era pandemi saat ini. Peran satgas diperlukan agar wajah kota tetap terjaga.
Pemberian pekerjaan itu merupakan bentuk kepedulian pemkot. Pasalnya, Eri sudah menetapkan target. Pendapatan warga metropolis minimal setara UMK Surabaya.
Pemkot juga merancang upaya lain untuk membangkitkan ekonomi. Yakni, merancang e-commerce. Platform online itu berisi pelaku UMKM serta toko kelontong.