Warga Fokus Mencukupi Ketahanan Pangan
SURABAYA, Jawa Pos – Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat membuat Kampung Warna-warni Asemrowo ditutup sementara. Untuk mengisi waktu luang selama penutupan, warga setempat fokus menangani persediaan ketahanan pangan.
Ketua RW 2 Eko Prasetiyo mengatakan, selama PPKM darurat, operasional Kampung Warna-warni dihentikan. Selain warga setempat, pengunjung dilarang masuk.
Guna meningkatkan imunitas tubuh, senam pagi digelar setiap hari. Lalu, pengecekan kesehatan warga dilakukan secara berkala. Minimal seminggu sekali. Lansia dan warga yang memiliki penyakit menjadi target sasaran pemeriksaan. Dalam hal ini, RW 2 bekerja sama dengan Puskesmas Kelurahan Tambak Sarioso.
Kemudian, untuk meringankan beban masyarakat, pihaknya kembali menggencarkan ketahanan pangan. Untuk sementara, hasil panen ikan lele, nila, dan tanaman hidroponik tidak dijual bebas. Setiap dua atau lima hari sekali, 5 hingga 10 kilogram ikan lele didapat. Semuanya diperuntukkan warga setempat. Khususnya warga yang terdampak pandemi Covid-19.
Hasil panen dinilai sudah cukup untuk kebutuhan seluruh warga RW 2. Agar merata, hasil panen didistribusikan secara bergantian. Ada yang mendapatkan ikan atau sayur-mayur. Itu sesuai dengan kebutuhan warga. Meski begitu, tidak semua warga mengambil bantuan. Hanya warga yang terdampak Covid-19.
Tidak sampai di situ. Tradisi jimpitan kembali diaktifkan. Setiap kepala keluarga (KK) menyumbangkan beras. Beras yang terkumpul nanti digunakan untuk kebutuhan masyarakat yang tengah menjalani isolasi mandiri. ”Sementara ini balai RW kami jadikan sebagai ruang isolasi mandiri,” ujar Eko.