Tutup Kunjungan Peziarah Selama PPKM Darurat
Ratusan Pedagang di Ampel Terdampak Kebijakan
SURABAYA, Jawa Pos – Pemkot memutuskan menutup Kawasan Wisata Religi Ampel (KWRA) untuk sementara waktu. Penutupan itu dilakukan seiring berjalannya PPKM darurat di Jawa-Bali. Meski terdampak, ratusan pedagang di kompleks makam Sunan Ampel diminta untuk patuh aturan.
Situasi lengang terasa saat memasuki KWRA kemarin (5/7). Masih ada pedagang yang berjualan. Namun, jumlahnya tidak banyak. Sejumlah pintu yang mengarah ke kompleks makam dijaga oleh petugas.
Kapolsek Semampir Kompol Ariyanto Agus menjelaskan bahwa petugas telah melakukan sosialisasi terkait aturan. Penutupan tidak saja berlaku untuk peziarah dari luar Surabaya. Namun, juga warga Kota Pahlawan.
’’Yang nonesensial seperti toko pakaian, peralatan dapur, dan lainnya tutup. Toko makanan dan minuman masih buka,” kata Agus. Dia menjelaskan bahwa patroli simpatik dilakukan setiap malam. Petugas mengingatkan pedagang yang masih buka untuk menutup gerainya maksimal pukul 20.00.
Terkait penutupan, Agus menjelaskan bahwa kepolisian sudah berkoordinasi dengan pengurus masjid. Mereka diminta turut melakukan sosialisasi. Peziarah yang masih nekat akan ditegur secara langsung.
Ampel merupakan destinasi wisata utama di Surabaya. Di masa normal, dalam sehari ada lebih dari seribu orang yang berkunjung ke makam Sunan Ampel dan sekitarnya. Sebagian besar berasal dari luar daerah.
Penutupan kawasan wisata tentunya membawa dampak pada pedagang. Sebagian terpaksa menutup usahanya karena kunjungan sepi. Yang bertahan memilih untuk memanfaatkan sistem online.
Ketua RW 3 Kelurahan Ampel Umar Askhari menjelaskan bahwa ada 500 pedagang yang mengais rezeki di kawasan Ampel. Angka itu sudah termasuk PKL yang biasanya mangkal di Jalan Nyamplungan. ’’Karena tak ada kunjungan, otomatis semua menutup usaha,” kata Umar.
Dia tak menampik bahwa masih ada pedagang yang membuka usahanya. Mereka mengeluh karena pendapatannya turun drastis. ’’Sulit. Sebab, larangan peziarah masuk sudah jelas,” kata Umar.
Terkait aktivitas di Masjid Agung Sunan Ampel, dia menjelaskan bahwa azan tetap dikumandangkan. Namun, tidak ada kegiatan salat berjamaah di masjid. Kalaupun ada, jamaah hanya berasal dari pengurus.