Jawa Pos

Kejar Tiga Besar, Genjot Produktivi­tas Petani

-

SURABAYA, Jawa Pos – Potensi industri kopi tanah air untuk bersaing dengan tiga besar dunia masih terbuka lebar. Faktor paling vital adalah produktivi­tas.

Program Manager Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH) Melati menyatakan, saat ini Indonesia tercatat sebagai negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia. Tahun lalu, pihaknya mencatat total produksi 753 ribu ton. Area tanamnya juga bertambah. Lahan yang ditanami kopi mencapai 1,24 juta hektare.

Yang jadi masalah, lanjut dia, adalah produktivi­tas. Saat ini, rata-rata petani kopi memanen dengan hasil 0,8 ton per hektare. Padahal, di Vietnam, hasil panen bisa mencapai 2,5 ton. ’’Potensi kopi, terutama bagi masyarakat pegunungan, sangat besar,’’ ujarnya dalam webinar Evaluasi Pengembang­an Produktivi­tas Petani Kopi Malang kemarin (8/7).

Dirut PT Asal Jaya Hariyanto menuturkan, hal itu dipicu teknologi dan ekosistem industri kopi yang belum maksimal. Banyak petani yang hanya memiliki lahan kurang dari 1 hektare dan menanam sesuai tradisi. ’’Inisiatif untuk membantu petani lokal agar sistem penanaman lebih efisien harus dilakukan,’’ ucapnya.

Asesor Bidang Perkebunan dan Agrotekno Dinas Tanaman Pangan, Hortikultu­ra, dan Perkebunan Kabupaten Malang Jajang Slamet Soemantri menambahka­n, Malang merupakan tempat percobaan program pengembang­an petani kopi. Wilayah tersebut memiliki total 34 ribu hektare area tanam kopi robusta. Sementara itu, populasi petani kopi mencapai 120 ribu jiwa.

Selama program yang dimulai 2016, pihaknya telah menyasar 15 ribu petani di kawasan Semeru. Hasilnya,rata-ratapetani­bisamening­katkanprod­uktivitas hingga 1,2 ton per hektare. Beberapa bahkan sudah mencapai 3 ton per hektare. ’’Bagusnya area kopi itu bisa dijadikan tumpang sari dengan tanaman lainnya. Jadi, petani tak hanya mengandalk­an panen kopi.”

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia