Polisi Tutup Jalur Tikus Menuju Jalan A. Yani
Karena Mobilitas Warga Masih Tinggi
SURABAYA, Jawa Pos – Penyekatan masuk ke Surabaya kian diperketat. Polda Jatim menambah lokasi penutupan menuju Jalan A. Yani di bundaran Taman Pelangi dan Karangpilang. Penambahan itu dilakukan untuk mempersempit pengendara yang melintas di jalur tikus.
Dua tambahan penyekatan di akses perbatasan tersebut diberlakukan sejak kemarin pagi (8/7). Hal itu disebabkan mobilisasi masyarakat yang masih tinggi. ”Ini untuk mempersempit pergerakan pengendara,” kata Dirlantas Polda Jatim Kombespol Latif Usman kemarin siang.
Teknis penyekatan dilakukan berlapis. Tujuannya, mengantisipasi pengendara yang lolos pada penyekatan pertama. Misalnya, di bundaran Cito. Akses masuk ke Surabaya ditutup 24 jam. Namun, masih banyak pengendara yang lolos melalui Jalan Dukuh Menanggal.
Hal tersebut membuat volume kendaraan di Jalan A. Yani tetap tinggi. Mengenai hal itu, Polda Jatim melakukan penyekatan tambahan di bundaran Taman Pelangi. Dengan begitu, pengguna jalan yang lolos dari penyekatan Cito tetap tidak masuk ke Jalan A. Yani.
Usman menuturkan, pihaknya tidak memungkiri masih banyak jalur tikus menuju ke Surabaya. Karena itulah, polisi akan memperketat mobilisasi warga dengan menambah titik penyekatan di perbatasan dan razia masif di dalam kota.
Menurut dia, jalur alternatif memang tidak bisa ditutup secara total. Semua pengendara bisa melintas di sana. Seharusnya akses tersebut hanya dilintasi bagi yang berkepentingan sesuai dengan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. ”Ini butuh kesadaran. Tidak mungkin kami kucing-kucingan,” terangnya. Yang berbeda dari penyekatan kemarin, semua tenaga medis, ambulans, TNI, dan Polri bisa melintas.
Penambahan penyekatan juga dilakukan di akses Karangpilang dan semua wilayah lain di Jatim. Usman menjelaskan, tidak tertutup kemungkinan penyekatan dan penutupan jalan ditambah. Hal itu melihat situasi dan mobilisasi masyarakat.
Sementara itu, penutupan di perbatasan mengakibatkan perahu tambangan kebanjiran penumpang. ”Sejak pagi macet, terutama dari arah barat masuk Surabaya,” kata Camat Karangpilang Eko Budi Susilo.
Menurut dia, jalan sekitar Sepanjang macet. Pengendara yang dihalau mencari jalur alternatif. Termasuk menggunakan perahu tambangan. Karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan lurah dan semua RT/RW. Tujuannya, mengantisipasi banyaknya pengendara yang masuk ke Surabaya dengan perahu.
Dia menjelaskan, nanti ada pemberlakuan dan pengawasan di beberapa lokasi perahu tambangan. Tidak dimungkiri juga ada pelarangan beroperasi. Hal itu masih dibahas lagi dengan RT/RW setempat. Dengan begitu, mobilisasi masyarakat bisa ditekan.