Jadi Tim Stuntman Pertama di Jatim
Kerap Diminta Menciptakan Koreografi Bela Diri
SURABAYA, Jawa Pos – ”Itu video saat kami latihan,” kata Koordinator Komunitas Fight Art Stunt Team Igar Gusti saat menunjukkan rekaman video aktivitas komunitasnya. Igar menjelaskan bahwa Fight Art Stunt Team merupakan komunitas yang bergerak untuk menciptakan koreografi film action. Komunitas itu berdiri sejak November 2020 di Surabaya. Mereka baru saja berkontribusi dalam koreografi film action lokal Surabaya.
Igar menyatakan, komunitas tersebut berada di bawah naungan Fight Art Training Club. Yakni, lembaga pelatihan bela diri di Surabaya. Klub itu kerap diminta menciptakan koreografi bela diri untuk pembuatan film di Indonesia. Misalnya, adegan tawuran, berkelahi, dan lain-lain.
Lantas, tiga pelatih berinisiatif membentuk komunitas khusus untuk keperluan tersebut. Mulai penciptaan koreografi hingga penyediaan pemeran pengganti atau stuntman. Tujuannya, mereka bisa berfokus pada gerakan khusus bela diri untuk film. ”Kami menjadi tim stunt pertama di Jawa Timur,” ungkap Igar.
Fight Art Stunt Team mewadahi para anggotanya untuk berlatih gerakangerakan koreografi bela diri. Khususnya yang dibutuhkan dalam film bergenre action. Di antaranya, teknik jatuhan, tendangan, dan bantingan. Para anggota diajarkan untuk meminimalkan risiko cedera pada adegan bela diri yang tercipta. ”Tapi, tetap terlihat nyata di kamera,” ujarnya.
Saat ini komunitas itu telah memiliki 25 anggota. Seluruhnya punya kesenangan yang sama di film bergenre action dan latar belakang bela diri. Sebab, para pelatih hanya memoles gerakan bela diri tanpa mengajarkannya dari awal.
Igar menuturkan, aturan itu tidak menjadi halangan untuk mencari anggota. ”Saat ini terus bertambah karena banyak yang minat,” katanya.
Baru-baru ini, komunitas tersebut juga diminta untuk mengisi adegan koreografi bela diri di salah satu film lokal. Yaitu, Song of Hyena. Mereka juga menyediakan perlengkapan keamanan untuk adegan di film tersebut. Selain itu, para anggota melatih pemain film untuk bela diri. Terutama yang tidak memiliki latar belakang bela diri. Sebelumnya, mereka juga diminta beberapa sineas Indonesia untuk menyediakan stuntman. ”Terlebih kalau syutingnya di Jawa Timur,” ucapnya.
Ke depan, Fight Art Stunt Team mengagendakan edukasi untuk internal anggota. Misalnya, riset tentang koreografi bela diri dan latihan koreografi bela diri untuk tingkat yang lebih tinggi. ”Tujuannya adalah memperkaya kamus gerakan bela diri untuk film,” paparnya.