Jawa Pos

Hoax Peti Mati Korban Covid-19 di Uganda Kosong

-

KABAR menyesatka­n kali ini datang dari sebuah negara di Afrika bagian timur. Disebutkan bahwa masyarakat Uganda telah mengungkap kebohongan tentang pemakaman korban Covid-19. Katanya, tidak ada jenazah korban Covid-19 di dalam peti mati.

”ACTING PLANDEMIC. Waspada serangan akting plandemik. Warga negara Uganda, Afrika, muak dibohongi dengan drama kopit. Mereka mendapati segerombol­an orang berbaju astronot pura-pura melakukan pemakaman Kopit-19, pas dibuka ternyata peti itu kosong,” tulis akun Facebook Anto Kamplengba­ck pada 28 Juni 2021.

Unggahan tersebut disertai rekaman video berdurasi 2 menit 47 detik. Memperliha­tkan sejumlah pria ber-APD yang hendak memakamkan jenazah korban Covid-19. Pemakaman itu disaksikan ratusan orang. Lalu, tampak seseorang berdebat dengan petugas. Tak lama kemudian, orang itu diusir oleh aparat kepolisian (bit.do/PetiKosong).

Jika melihat video tersebut dengan teliti, jenazah yang hendak dimakamkan memang ada. Pada menit ke 1:25, petugas membuka peti dan terlihat jelas ada jenazah di balik kain dalam peti tersebut. Sekilas tampak rambutnya berwarna hitam.

Peristiwa dalam video itu terjadi di desa Bwisa, Kecamatan Bwera, Distrik Kasese. Portal berita istinomer.rs yang mengulas peristiwa dalam video itu pada 2 Juli 2021 menyebutka­n bahwa bagian atas kepala mayat tampak jelas ketika peti jenazah dibuka oleh petugas. Jenazah itu diketahui bernama Franco Kabwangana Bwambaale.

Keluarga korban juga menjelaska­n bahwa ayahnya telah dinyatakan positif Covid-19 sebelum akhirnya meninggal. ”Penduduk desa yang mabuk menghalang­i prosedur pemakaman dan menuntut agar peti mati dibuka meskipun keluarga tidak mengingink­annya,” kata Immaculate Masika, putri dari mendiang Franco Kabwangana Bwambaale. Saat peti tersebut dibuka, semua orang melihat ada mayat di dalamnya. Lalu, polisi turun tangan, pemakaman pun dilanjutka­n kembali. Anda dapat membacanya di bit.do/ AdaJenazah.

Sementara itu, portal berita nilepost.co.ug mengutip keterangan dari Immaculate Masika tentang insiden di pemakaman ayahnya. Keributan itu bermula saat para pemuda dan pemabuk menuntut agar peti dibuka untuk memastikan apakah tubuh Franco ada di dalamnya. Peti mati bahkan sempat diambil dari tim pemakaman. ”Saat membuka peti mati, mereka menyadari bahwa mayat itu tidak dibungkus dengan benar. Namun, mereka memastikan mayat itu ada di sana,” katanya. Anda dapat membacanya di bit. do/TidakKoson­g.

 ?? ILUSTRASI: WAHYU KOKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI: WAHYU KOKANG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia