Sempat Dirawat Intensif karena Covid-19, Berharap Tak Ada Lagi Penundaan Kompetisi
Akhmad Hadian Lukita baru saja terbebas dari Covid-19. Kini, dia mulai tancap gas lagi untuk menyiapkan Liga 1 dan Liga 2 yang sudah tertunda.
MINGGU 13 Juni lalu menjadi hari tak terlupakan bagi Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita. Di tanggal tersebut, dia dinyatakan positif Covid-19 melalui tes swab antigen dan PCR dengan CT 11-12. Sehari sebelumnya, pria yang akrab disapa Luluk itu memang melakukan olahraga yang cukup berat di Bandung hingga membuatnya kelelahan hingga membuat badan menggigil, demam, dan sakit kepala.
Terpapar virus yang bermula dari
Wuhan itu membuatnya shock. Bagaimana tidak, sejauh ini, dia sudah sangat disiplin menerapkan protokol kesehatan. Bukan hanya itu, dalam beraktivitas juga disiplin. Mulai makan teratur, tidur delapan jam sehari, hingga olahraga kerap dilakoninya. Bahkan, Luluk sudah divaksin Sinovac dua kali.
Namun, semua yang dilakukannya itu masih gagal untuk menangkis serangan virus Covid-19. ’’Pertahanan saya bobol. Virus jahat itu menempel ke tubuh. Sangat mengganggu,’’ ungkapnya, Kamis (8/7).
Setelah terpapar, pria kelahiran Maret 1965 itu menjalani perawatan dan pemulihan secara mandiri enam hari di rumah. ’’Selama isoman, kepala tetap pusing. Penciuman pelan-pelan menghilang dan batuk yang sakit di dada,’’ katanya. Fase yang paling menyulitkan dengan sesak di dada dan sulit bernapas juga dilaluinya. ’’Mencoba tetap bertahan di rumah, tabung oksigen dipinjami oleh teman dan hanya bisa bertahan dua hari karena saturasi saya turun terus dengan kondisi sadar dan tidak sadar,’’ tuturnya.
Karena itu, akhirnya Luluk ke rumah sakit di Bandung dan mendapatkan perawatan di salah satu rumah sakit swasta. ’’Selama sehari masuk ruang HCU/ICU. Beruntung, langsung ditangani paramedis. Jika tidak, entah apa yang terjadi. Terima kasih ya Allah,’’ ucapnya.
Setelah empat hari, pria yang pernah menjabat presiden Indonesia Formula One Society (IFOS) itu kembali dites PCR dengan hasil negatif. ’’Hanya saja, saya tidak diizinkan langsung pulang karena hasil rontgen saya memperlihatkan kabut putih yang menutupi separo permukaan paru-paru,” ungkapnya.
Total delapan hari di rumah sakit, Luluk kemudian dipersilakan pulang. Melanjutkan perawatan secara mandiri di rumah. Dengan syarat, tetap istirahat dan hidup disiplin. Bisa disiplin meminum obat, disiplin istirahat, dan disiplin lainnya.
Terpapar Covid-19 dan dirawat intensif membuat Luluk merasa mendapatkan pelajaran penting dari Yang Mahakuasa. ’’Saya dianugerahi kesempatan hidup yang kedua. Alhamdulillah,’’ sebutnya.
Sepulang dari rumah sakit, dokter yang menangani menyarankannya untuk istirahat total dengan menjauhi segala aktivitas yang menyita stamina dan pikiran.
Bagi Luluk, anjuran tersebut tentu berat. Terutama mengistirahatkan pikiran. Dia merasa tidak bisa melepaskan pikiran dan perhatian dari situasi sepak bola nasional. Apalagi, satu bulan terakhir merupakan momen penting menjelang bergulirnya kompetisi Liga 1 2021−2022 dan Liga 2 2021.
Karena terpapar Covid-19, Luluk sudah melewatkan beberapa agenda penting. Seperti koordinasi dengan Mabes Polri, manager meeting Liga 1 2021−2022, sampai press conference.
Untuk menyiapkan kompetisi, Luluk menyebut banyak yang harus dilakukan. Terutama koordinasi dan komunikasi dengan banyak pihak. Dari pengalamannya terpapar Covid-19, Luluk mendukung keputusan pemerintah yang menunda kompetisi karena situasi pandemi yang sangat sulit.
Kini, dia berharap angka yang terkonfirmasi terpapar Covid-19 bisa turun dalam dua pekan ke depan. Dan, klub-klub Liga 1 dan Liga 2 bisa melakukan persiapan maksimal. ’’Tidak ada lagi penundaan dan kompetisi bisa bergulir pada kesempatan kedua di tahun 2021 ini,’’ bebernya.