Jawa Pos

Tetap Gembira meski MPLS Daring

-

SURABAYA, Jawa Pos – Keceriaan dan antusiasme mengenal teman-teman baru terpancar di wajah Raisa Kamania Magani saat hari pertama masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) kemarin (12/7). Meski batal masuk sekolah tatap muka terbatas, bocah yang menjadi siswa baru di SDI Raudlatul Jannah itu tidak bersedih. Bersama dua saudaranya yang lain, Yusuf Putra dan Boca Salema yang juga melakoni sekolah hari pertama secara daring, Raisa bisa menikmati masa MPLS meski jarak jauh.

”Kebetulan Aica (panggilan Raisa, Red) naik kelas I SD. Jadi, kenalan sama lingkungan baru. Sudah jauh-jauh hari aku ngasih tahu ke dia kalau nanti dia akan dapat sekolah baru, teman baru, juga ustad dan ustadah baru,” ujar Linda Maya Ratih, mama Aica, yang kemarin menemani buah hatinya saat menjalani MPLS daring di kawasan Jalan Hayam Wuruk.

Dengan semangat Aica mengikuti tahapan MPLS virtual pukul 08.00–09.30. Mulai pembukaan, baca doa, baca ikrar sekolah, hingga menonton video mengenai pengenalan lingkungan sekolah. Dia juga terlihat happy saat diberi aktivitas untuk membuat topi kepala bersama teman-temannya yang lain. Topi itu digambar dulu dengan bentuk tangan di kertas. Lantas diberi tulisan ”Hai, Namaku Aica” lalu dipakai di kepala.

”Waktu ada tes siswa baru di sekolahnya Januari lalu, dia senang. Aica berharap bisa masuk sekolah. Ketemu temanteman baru. Kenalan sama guru-gurunya. Tapi, ternyata belum boleh sekolah offline karena pandemi kembali tinggi,” ungkapnya. Ratih mengaku kerap memberikan pengertian agar buah hatinya itu agar memahami alasan dia belum boleh pergi ke sekolah.

”Dia juga sering tanya kapan bisa masuk sekolah lagi. Terus, aku jelaskan nanti kalau pandemi sudah nggak parah dan ada keputusan dari presiden. Kalau kebetulan ada ambulans yang sedang lewat di depan rumah, aku juga ngasih tahu dia kalau ambulans itu salah satunya membawa pasien Covid,” paparnya.

Ratih menambahka­n, tantangan terbesar mendamping­i anak yang berstatus siswa baru dan masih harus sekolah online adalah nge-drill hapalan doadoa. Apalagi, Aica berangkat dari sekolah swasta yang basicnya bukan sekolah agama. ”Ngajarinny­a juga mesti lebih intens dibanding teman-temannya yang lain yang sebelumnya sekolah di TK Islam. Terlebih anak-anak belum bisa belajar langsung dengan gurunya di sekolah. Jadi, orang tuanya mesti berupaya lebih keras,” pungkasnya.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? DARI RUMAH: Sejumlah siswa SD mengikuti MPLS pada hari pertama masuk sekolah dengan metode daring kemarin (12/7).
DIPTA WAHYU/JAWA POS DARI RUMAH: Sejumlah siswa SD mengikuti MPLS pada hari pertama masuk sekolah dengan metode daring kemarin (12/7).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia