Wadahi Pencinta Seni Peran untuk Belajar
Kembangkan Iklim Keaktoran agar Kondusif dan Terarah
SURABAYA, Jawa Pos – ”Kami terbuka bagi siapa pun yang ingin mendalami seni peran,” ucap perwakilan anggota komunitas Act Think Club (ATC) Eddy Lagos. Dia juga menjelaskan tentang komunitas tersebut. Menurut Eddy, ATC merupakan wadah bagi pencinta seni peran di Surabaya untuk saling berbagi dan belajar. Sebagian anggotanya telah terlibat dalam film lokal.
Komunitas tersebut dibentuk pada awal 2021. Itu berawal ide para pencinta film di Surabaya yang kerap berbagi pengalaman di kedai kopi atau warkop. Mereka ingin mengembangkan iklim keaktoran agar kondusif dan terarah. Baik ilmu maupun praktiknya. Mengingat, banyak tawaran proyek seni peran di Surabaya dan sekitarnya yang bisa mereka kerjakan. Misalnya, iklan, film pendek, dan film panjang.
”Kami mengenal banyak talent yang berkualitas untuk dipersiapkan dalam proyek-proyek itu,” papar Eddy.
Kegiatan ATC beragam. Di antaranya, membaca dan menceritakan kembali sebuah naskah. Tujuannya, calon aktor bisa memahami dan mengucapkan kembali dialog dengan intonasi natural. Ada juga berbagi materi tentang keaktoran. Itu akan memperkuat pengetahuan anggota terhadap berbagai peran dan praktiknya.
”Seluruhnya dilatih oleh mentor yang berpengalaman,” ucap pria yang juga menjadi mentor ATC itu. Seiring berjalannya waktu, ATC diajak berkolaborasi untuk sebuah film lokal Surabaya. Yakni, Song of Hyena (SoH). Pada film tersebut, mereka menyiapkan sejumlah talent untuk berperan di dalamnya. Misalnya, pemeran utama SoH Sausan Sabrina. Perempuan yang akrab disapa Sabrina itu bergabung melalui casting dan mendalami seni peran di ATC.
Dia pun merasa ATC adalah wadah yang tepat untuk menambah wawasan seni peran. ”Aku juga menemukan keluarga baru yang selalu mendukung apa yang aku senangi,” kata mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) tersebut. Saat ini sudah ada 20 orang yang bergabung dalam komunitas itu.