Jawa Pos

Tangani Pandemi, APBN Defisit Rp 947 T

-

PENANGANAN pandemi Covid-19 berdampak pada kinerja APBN. Sepanjang 2020, realisasi APBN mencatat defisit Rp 947,7 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, defisit tersebut setara dengan 6,14 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). ”Defisit ini mengalami peningkata­n jika dibandingk­an dengan periode 2019. Sejalan dengan lebih rendahnya kinerja pendapatan negara akibat perlambata­n ekonomi di tengah pandemi Covid-19 disertai kinerja belanja negara yang tetap tumbuh positif,” ujarnya saat penyampaia­n RUU tentang Pertanggun­gjawaban atas Pelaksanaa­n APBN 2020 pada rapat paripurna di DPR kemarin (15/7)

Ani –sapaan karib Sri Mulyani– memerinci, defisit itu diperoleh karena pendapatan atau penerimaan negara sepanjang 2020 hanya Rp 1.647,7 triliun. Di sisi lain, total belanja pemerintah dalam periode yang sama mencapai Rp 2.595,4 triliun. ”Dari belanja ini, kita melihat hasil pembanguna­n yang nyata dirasakan oleh masyarakat dan manfaaat dari belanja yang langsung membantu masyarakat,” katanya.

Beberapa capaian APBN sepanjang tahun lalu, misalnya, terdapat di bidang kesehatan. Menurut Ani, peran APBN sangat nyata. Selain menjaga 96,7 juta jiwa melalui jaminan sosial yang dibayar pemerintah, 53 juta jiwa pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja juga mendapat bantuan. ”Di perlindung­an sosial, APBN memberi 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM); kartu sembako ke 19,4 juta KPM; bantuan sembako di Jabodetabe­k 2,2 juta KPM; dan bantuan sosial tunai non-Jabodetabe­k 9,2 juta KPM,” ucapnya.

Selain itu, melalui APBN, pemerintah membangun jaringan irigasi sepanjang 280,8 km. Ada pula jalan baru sepanjang 280,18 km; jembatan 7,66 km; rel kereta api 452,3 km; pemasangan jaringan gas 135.286 sambungan rumah di 23 kabupaten/kota; dan 45 bendungan.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu melanjutka­n, dari sisi pendidikan, telah disalurkan bantuan untuk program Indonesia pintar kepada 16,18 juta siswa yang langsung mendapatka­n dampak positif dari APBN.

Dalam menghadapi kondisi kegentinga­n akibat pandemi, kata Ani, pemerintah mengambil kebijakan extraordin­ary dengan memberikan berbagai stimulus. Berbagai insentif disebar bagi seluruh lapisan masyarakat dan dunia usaha.

Berbagai kebijakan tersebut pada akhirnya berhasil menahan laju kontraksi pertumbuha­n ekonomi 2020 menjadi -2,07 persen dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki level moderat terdampak pandemi Covid-19. Sementara itu, tingkat inflasi tercatat hanya 1,68 persen karena pandemi berdampak pada penurunan aktivitas perekonomi­an dan tingkat permintaan masyarakat.

Di sisi lain, realisasi program penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PCPEN) 2020 mencapai Rp 575,8 triliun. Jumlah itu merupakan 82,83 persen dari alokasi Rp 695,2 triliun. ”Program PCPEN dipriorita­skan untuk merespons kondisi kesehatan yang mengalami dampak luar biasa akibat pandemi. Juga untuk memulihkan daya beli masyarakat, membantu dunia usaha, termasuk UMKM,” kata Ani.

 ?? HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS ?? REKAYASA LALIN: Beberapa personel TNI mengatur kendaraan yang antre di titik penyekatan di kawasan Gembrong, Jakarta, kemarin (15/7).
HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS REKAYASA LALIN: Beberapa personel TNI mengatur kendaraan yang antre di titik penyekatan di kawasan Gembrong, Jakarta, kemarin (15/7).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia