Real-Barca Perlu Belajar ke Atletico
PANDEMI Covid-19 benar-benar membuat sepak bola menderita. Terlebih klub-klub La Liga. Sebab, salary cap atau pembatasan gaji bakal diberlakukan semakin ketat mulai musim ini. Nominalnya diprediksi diumumkan secara resmi pekan depan.
Semua bermuara pada pemasukan klub yang berkurang drastis. Yang utama terjadi lantaran stadion yang belum diizinkan terisi sepenuhnya. Plafon gaji seluruh klub La Liga musim lalu adalah EUR 2,3 miliar (Rp 39,4 triliun) dan berubah menjadi EUR 2,2 miliar (Rp 37,68 triliun) setelah penyesuaian ulang. Sangat mungkin hanya menyentuh EUR 2 miliar (Rp 34,26 triliun) untuk musim ini.
Mundo Deportivo melansir bahwa yang akan menderita dari pembatasan gaji tentu tim-tim besar. Mereka harus memutar otak agar skuad kompetitif, tetapi neraca keuangan tetap positif. Salah satunya Real Madrid. Musim lalu pembatasan gaji Real adalah EUR 473 juta (Rp 8,1 triliun).
Musim ini nominal tersebut bakal berkurang hampir separonya di angka EUR 300 (Rp 5,1 triliun) meski Los Merengues tidak belanja pemain musim lalu. ”Kami memiliki skuad yang sangat besar. Hal pertama yang harus kami lakukan adalah mengevaluasi pemain dan menguranginya sedikit,” kata entrenador Real Carlo Ancelotti kepada Daily Mail.
Melego pemain adalah cara supaya Real memenuhi plafon gaji mereka. Sebab, mereka juga tidak akan bisa mendaftarkan pemain baru sebelum plafon gaji terpenuhi. FC Barcelona mengalaminya saat ini dengan dua striker baru, Sergio Aguero dan Memphis Depay, tidak memenuhi plafon gaji klub. Plafon gaji Barca musim lalu, misalnya, adalah EUR 347 juta (Rp 5,9 triliun).
”Jika tidak memenuhi plafon gaji mereka, klub bisa dikenai sanksi. Salah satunya, bujet belanja pemain harus dikurangi menjadi seperempat dari total pendapatan klub,” tulis La Liga dalam regulasinya seperti dikutip Mundo Deportivo.
Real dan Barca, tampaknya, perlu meniru Atletico Madrid. Juara La Liga musim lalu itu mampu memenuhi batas gaji mereka yang ”hanya” EUR 217 juta (Rp 3,7 triliun).