Ditemukan Indikasi Match Fixing di Wimbledon
Dua Pertandingan Diinvestigasi
LONDON, Jawa Pos – Dua pertandingan dalam grand slam Wimbledon 2021 (28 Juni–11 Juli) sedang diselidiki atas dugaan pengaturan skor. Menurut laporan media lokal Jerman Die Welt, pertandingan yang mencurigakan tersebut terjadi di babak pertama. Masing-masing di sektor tunggal dan ganda.
Dugaan pengaturan skor itu dilaporkan beberapa perusahaan judi legal kepada International Tennis Integrity Agency (ITIA). Mereka menduga ada manipulasi skor karena di dua pertandingan tersebut muncul pola taruhan yang tidak normal, tetapi berhasil tepat sesuai dengan prediksi. Namun, Die Welt tidak memerinci dengan pasti bentuk taruhan yang dimaksud.
”Penting untuk dicatat, peringatan pengaturan pertandingan bukanlah bukti dari pengaturan pertandingan itu sendiri. Jika setelah dianalisis memang ada indikasi korupsi, ITIA akan melakukan penyelidikan secara penuh dan rahasia,” tulis ITIA dalam pernyataan resmi mereka sebagaimana dilansir BBC.
Sumber Die Welt melaporkan, beberapa perusahaan judi menandai sebuah pertandingan di nomor ganda setelah ada petaruh yang memasang taruhan untuk kekalahan pasangan favorit dengan nilai besar. Pasangan yang lebih diunggulkan itu sempat menang di set pertama, tetapi akhirnya kalah di pertandingan tersebut setelah takluk di dua set berikutnya dengan tidak wajar.
Satu pertandingan lain yang dicurigai adalah nomor tunggal. Lebih detail disebutkan kongkalikong itu melibatkan petenis asal Jerman. Namun, petenis yang lebih dicurigai sengaja mengatur skor adalah lawan dari petenis tersebut. Dalam pertandingan tersebut, ada salah seorang petaruh yang memasang jumlah service game dan ternyata hasilnya tepat.
ITIA masih enggan berkomentar terlalu jauh terkait dengan kasus tersebut. Mereka menegaskan bahwa ada standard operating procedure (SOP) yang harus dipatuhi. Yakni, kasus yang sedang diselidiki tidak boleh dipublikasikan sampai penyelidikan penuh benar-benar selesai.
Dalam laporan triwulan pertama sepanjang 2021, ITIA menyatakan telah mendapatkan laporan dugaan pengaturan skor di sebelas pertandingan antara April–Juni. Semuanya berasal dari laporan perusahaan judi legal yang menjadi partner resmi mereka. Sembilan pertandingan di antaranya adalah ajang sirkuit ITF. Dua pertandingan lain dari ajang berlevel ATP 250.
Sumber lain dari Business Standard melaporkan, sepanjang 2021, ITIA total sudah mendapat 34 laporan terkait dugaan pertandingan yang terindikasi ada praktik pengaturan skor. Itu terhitung sejak Januari.
Kali terakhir ITIA menghukum pemain yang terlibat pengaturan skor di ajang grand slam pada Juni lalu. Saat itu, ITIA menyeret petenis Rusia Yana Sizikova ke pengadilan di Kota Paris dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun dan denda EUR 500 ribu (Rp 8,5 miliar). Petenis ranking 808 dunia itu terbukti melakukan pengaturan skor pada pertandingan di Prancis Terbuka 2020. Meski Sizikova bersikukuh membantah telah melakukannya.
Praktik pengaturan skor memang lebih rentan terhadap petenis-petenis dengan peringkat rendah. Pasalnya, mereka tidak punya sponsor pribadi. Di sisi lain, dana segar tetap dibutuhkan agar bisa membayar pelatih dan operasional untuk mengikuti kompetisi di berbagai negara.