Imunomodulator yang Juga Penghancur Batu Ginjal
Tingginya hanya 30–60 cm. Daunnya selebar 7 mm dengan panjang 1,5 cm. Bunga putih pada ketiak daun menjadi salah satu ciri tanaman bernama latin Phyllanthus niruri dari suku Euphorbiaceae itu. Nama lokalnya, meniran.
Tanaman yang berasal dari hutan Amazon dan kawasan Asia Tenggara itu tak selalu tumbuh di tanah subur. Di bebatuan, cadas, tanah lapang yang tandus, dan tepian selokan pun, ia bisa tumbuh. Meskipun begitu, meniran kaya khasiat.
Dalam sistem pengobatan Tiongkok, meniran dipergunakan untuk pengobatan beragam gangguan kesehatan. Di antaranya, disentri, flu, diabetes, gangguan sulit buang air kecil, penyakit kuning, batu ginjal, dan gangguan saluran cerna. Penduduk Spanyol menamainya ’’stone
breaker” alias si penghancur batu. Julukan itu diberikan berkat khasiat meniran yang secara turun-temurun dipergunakan untuk penghancur batu ginjal dan batu empedu. Di India, meniran dipakai sejak 2.000 tahun lalu, antara lain, untuk gangguan haid, diabetes, penyakit liver, dan penyakit kelamin.
Di beberapa negara lain, meniran juga dipakai untuk obat luar. Caranya, daun meniran ditumbuk dan dipakai sebagai kompres pada luka terbuka atau otot yang terkilir. Pasta meniran yang dibuat dari bagian tanaman yang tumbuh di atas tanah bisa membantu mengatasi rasa sakit karena pembengkakan payudara pada ibu menyusui.
Dalam ramuan Indonesia, meniran banyak digunakan untuk membantu melindungi fungsi liver, antivirus, dan antibakteri. Meniran juga punya efek pada imunitas.
Seimbangkan Sistem Imun
Saat ini meniran menarik perhatian masyarakat ilmiah karena terbukti berkhasiat sebagai imunomodulator. Yakni, bekerja dengan cara mengendalikan sistem imun agar berada dalam keadaan seimbang.
Khasiat ini sudah diteliti banyak ahli secara ilmiah. Uji praklinis oleh peneliti Indonesia pada 1996 berhasil menunjukkan kemampuan ekstrak meniran dalam menurunkan respons sistem imun seluler dan humoral yang berlebih. Penelitian pada 2010 oleh peneliti Jerman dan Nigeria pada hewan percobaan menunjukkan kerja ekstrak air meniran dalam menstimulasi aktivitas limfosit dan makrofag, yakni dua unsur penting pada sistem imun.
Studi tersebut juga berhasil menunjukkan kemampuan ekstrak secara potensial dalam menekan pengeluaran sitokin
proinflamatori. Sitokin adalah protein yang berperan pada respons sistem imun melalui pengaruhnya pada sel darah putih atau leukosit dan berperan dalam proses reaksi peradangan atau inflamasi. Inflamasi sebenarnya adalah respons jaringan tubuh terhadap rangsangan yang bersifat merusak. Misalnya, sel yang rusak, kuman penyebab penyakit, atau bahan penyebab iritasi. Dan ini adalah bagian dari respons sistem imun.
Fungsi radang adalah membuang penyebab awal dari luka atau membuang sel yang rusak sehingga radang dapat berhenti. Ini penting karena radang yang terjadi terus-menerus malah bisa menimbulkan efek yang merugikan kesehatan. Dalam hal ini ekstrak meniran dapat mengendalikan peradangan. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan ekstrak tanaman meningkatkan proliferasi limfosit T dan B, yakni jenis sel darah putih di dalam sistem imun.
Khasiat yang ditimbulkan meniran merupakan hasil kerja secara sinergi dari zat kandungan, yakni golongan lignan, flavonoid, terpenoid, alkaloid, kumarin, saponin, dan tannin. Sementara itu, aktivitas imunomodulator ditunjukkan zat kandungan golongan katekin, kuersetin, dan astragalin.
Mengobati Infeksi Hepatitis
Meniran juga sudah dipakai dalam pengobatan rakyat untuk sakit liver yang kronis, termasuk infeksi hepatitis B kronis. Uji klinik untuk mendalami kerja zat kandungan meniran itu dimulai sejak ’90-an. Bahkan, sudah ditemukan tiga jenis zat aktif dari tanaman yang menunjukkan aktivitas memperbaiki sistem imun tubuh dan melindungi liver.
Temuan itu tentu penting. Sebab, kelemahan atau ketidakmampuan sistem imun tubuh memusnahkan virus hepatitis B akan membuat penderita menjadi
’’carrier’’ infeksi hepatitis itu. Hasil penelitian juga menunjukkan kemampuan ekstrak meniran dalam menghambat perbanyakan DNA virus. Dengan demikian, pembiakan virus hepatitis B dapat ditekan.
Oleh karena itu, muncul wacana untuk menggunakan kombinasi obat antiviral dan ekstrak meniran sebagai imunomodulator pada penanganan infeksi hepatitis B kronis. Untuk tujuan itu, tentu diperlukan uji lebih jauh lagi. (*)