Jawa Pos

Perpanjang PPKM, Perketat Penyekatan

Cegah Pergerakan Warga Jelang Idul Adha Ekonom Kritik Kebijakan Membuka Pintu untuk Tenaga Kerja Asing

-

JAKARTA, Jawa Pos – Mobilitas masyarakat ditekan habis-habisan menjelang Hari Raya Idul Adha. Titik penyekatan ditambah. Selain itu, pemberlaku­an pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat bakal diperpanja­ng sampai akhir Juli.

Rencana perpanjang­an PPKM darurat tersebut disampaika­n Menteri Koordinato­r Bidang Pembanguna­n Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy kemarin (16/7)

”Tadi (kemarin) rapat kabinet terbatas yang saya ikuti waktu saya di Sukoharjo sudah diputuskan Bapak Presiden (PPKM darurat, Red) dilanjutka­n sampai akhir Juli,” tuturnya saat meninjau University Club UGM yang dijadikan selter pasien Covid-19.

Dengan perpanjang­an PPKM darurat itu, dalam rapat terbatas yang sama, Presiden Joko Widodo menyampaik­an ada beberapa risiko. Di antaranya, pencairan bantuan social (bansos).

Menurut Muhadjir, perpanjang­an PPKM darurat itu memang mengandung banyak risiko. Termasuk bagaimana supaya pendisipli­nan masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan penyaluran bantuan sosial dapat berimbang.

Untuk urusan bansos tersebut, dia meminta seluruh pihak gotong royong membantu masyarakat. ”Karena itu, bansos tidak mungkin ditanggung sendiri oleh pemerintah. (Perlu) gotong royong masyarakat,” ujarnya.

Dari Jakarta, Korlantas Polri memperbaru­i data titik penyekatan menjadi 1.038 lokasi. Sebelumnya, pada Rabu lalu (14/7), jumlah titik penyekatan baru 998 lokasi. Sehari kemudian (15/7), ada rencana membuat 1.065 titik penyekatan. Tapi, itu baru sebatas rencana, belum terealisas­i. Jadi, kalau dibandingk­an dengan jumlah titik penyekatan pada Rabu, ada penambahan 40 titik.

Kabagops Korlantas Polri Kombespol Rudi Antariksaw­an menuturkan, penambahan pos penyekatan itu dimulai sejak 16 Juli. ”Kami mulai penyekatan diperketat,” katanya dalam keterangan tertulis kemarin.

Jumlah penyekatan itu ditambah karena Korlantas memprediks­i terjadi peningkata­n mobilitas masyarakat dalam kaitan dengan Idul Adha yang jatuh Selasa pekan depan (20/7). Tapi, penyekatan yang makin ketat itu diupayakan untuk tidak menghambat sektor kritikal dan esensial. Dia berharap masyarakat yang tidak terlibat dalam dua sektor tersebut tidak melakukan perjalanan. ”Jelas kami putar balik,” tegasnya.

Pengamat transporta­si Djoko Setijawarn­o menuturkan, penyekatan yang dilakukan Polri selama ini belum mampu menekan persebaran Covid-19. Mobilitas masyarakat memang menurun, tapi banyak celah yang membuat penurunan mobilitas seakan tidak berarti. ”Celah itu terdapat pada kualitas penyekatan dan karakter transporta­si di Indonesia,” terangnya.

Diminta Tidak Mudik

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta masyarakat tidak mudik untuk turut mencegah kemungkina­n penularan Covid-19. Dia juga kembali meminta takbiran dan salat Idul Adha dihelat rumah masing-masing. Permintaan itu sesuai dengan Surat Edaran 17/2021 yang diterbitka­n beberapa waktu lalu.

Dalam surat tersebut diatur tidak ada pelaksanaa­n salat Idul Adha di masjid, lapangan, atau tempat berkumpul lainnya di wilayah PPKM darurat. Selain itu, di wilayah PPKM darurat tidak ada takbir bersama maupun keliling.

Ketentuan itu juga berlaku untuk wilayah zona merah dan oranye penularan Covid-19. ”Islam mengajarka­n umatnya untuk taat kepada Allah, rasul, dan pemerintah,” katanya.

Arus Warga Asing

Ekonom senior Faisal Basri turut mengkritik pemerintah yang hingga kini masih membuka lebar pintu masuk untuk tenaga kerja asing (TKA). ”Di tengah pandemi, kita masih welcome sekali terhadap pekerja China,” ujarnya pada diskusi Indef kemarin (16/7).

Faisal merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukka­n jumlah pengunjung asing yang masuk lewat Bandara Sam Ratulangi, Manado, jauh lebih banyak. Justru, pengunjung asing yang melalui Bandara Ngurah

Rai, Badung, hanya sedikit.

”Kita biarkan ini? Pemerintah China bereaksi kemarin. Dia bilang ya dibolehkan sama pemerintah Indonesia gitu, oke-oke aja. Jadi, di mana ini sense of crisis-nya?” tegasnya.

Jumlah pengunjung asing yang melalui Bandara Sam Ratulangi tercatat 433 orang pada Januari 2021, Februari 1.027 orang, Maret 2.513 orang, April 2.685 orang, dan Mei 1.015 orang. Sementara itu, yang melalui Bandara Ngurah Rai untuk Januari 2 orang, Februari 12 orang, Maret 3 orang, April 9 orang, dan Mei 8 orang.

Banyaknya kunjungan ke Bandara Sam Ratulangi itu diduga menjadi celah bagi TKA masuk ke Indonesia di tengah PPKM darurat. ”Apakah di tengah pandemi kita masih memberhala­kan investasi? Padahal, kita juga tidak dapat apa-apa. Speechless saya lihat data-data ini,” tuturnya.

 ?? SALMAN TOYIBI/JAWA POS ?? MOBILITAS: Penumpang bus tujuan Sumatera berpamitan dengan anggota keluarga di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, kemarin (16/7).
SALMAN TOYIBI/JAWA POS MOBILITAS: Penumpang bus tujuan Sumatera berpamitan dengan anggota keluarga di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, kemarin (16/7).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia