Jawa Pos

Ada Kursi Batu Tempat Bung Karno Bermeditas­i

Masyarakat Jatim dikenal sangat agamis sekaligus pluralis. Sejarah peradabann­ya juga panjang. Karena itu, tak heran jika provinsi tersebut memiliki banyak situs bersejarah yang kini jadi destinasi wisata religi. Misalnya, Desa Dayurejo, Pasuruan.

-

YA, desa yang terletak di Kecamatan Prigen tersebut menjadi bagian dari sejarah panjang negeri ini. Bahkan, sudah ada di zaman Majapahit. Karena itu, desa tersebut masih begitu kental dengan adat tradisiona­lnya.

Ragam tradisi warisan nenek moyang masih terjaga. Mulai tradisi sedekah bumi, ancakan, selamatan sumber air, hingga bantengan. Semua masih terjaga dan lestari hingga kini.

Potensi alam desa tersebut juga luar biasa. Berada di dataran tinggi, ada begitu banyak potensi di sana. Mulai pertanian, pekerbunan, hingga peternakan. Wajar, terdapat sumber air yang begitu melimpah. Ditambah dengan letaknya di lereng Gunung Ringgit.

Kekayaan desa tersebut makin lengkap dengan potensi wisata religinya. Semua tersentral di Dusun Talungnong­ko yang berpendudu­k sekitar 560 jiwa. Ada sejumlah destinasi di sana. Di antaranya, makam leluhur Mbah Dipo dan Mbah Kunto yang begitu dihormati.

”Tradisi adat Jawa memang masih begitu kental di desa kami. Salah satu yang masih bertahan dan tetap lestari ada di Dusun Talungnong­ko,” ungkap Kades Dayurejo Wahono.

Selain itu, di sana terdapat destinasi yang sangat tersohor. Yakni, pertapaan Indrokilo. Letaknya berada di kawasan Perhutani kaki Gunung Ringgit. Dengan ketinggian sekitar 1.400 meter dari permukaan air laut (mdpl).

Pertapaan Indrokilo berada di bawah naungan Balai Pelestaria­n Cagar Budaya (BPCB) Jatim. Sementara itu, pengelolaa­nnya diserahkan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Panji Laras Dusun Talungnong­ko.

Kawasan pertapaan Indrokilo begitu luas. Ada banyak situs bersejarah di sana. Mulai puluhan arca hingga tatanan batu andesit berbentuk candi yang tersebar di 11 lokasi yang terpisah. Di antaranya,

Candi Celeng Srenggi, Dewi Suprobowat­i, Satrio Panggung atau Aruman, Mbah Warok, dan Candi Laras.

Candi-candi tersebut menjadi jujukan para pengunjung (yang mayoritas berasal dari luar Pasuruan) untuk bermeditas­i. ”Pertapaan Indrokilo ini juga dipercaya para pengunjung sebagai tempat lelaku juga ngalap

berkah. Paling ramai saat Sela dan Sura berdasar kalender Jawa. Serta malam Jumat Legi untuk tiap pekannya,” ujar Ketua Pokdarwis Panji Laras Dusun Talungnong­ko Rasid.

Selain deretan candi, di sana terdapat sebuah batu kursi. Disebut begitu karena bentuknya menyerupai kursi yang menghadap matahari terbit. Bahkan, menurut keterangan warga, batu kursi itu sering ditempati Soekarno (Bung Karno), proklamato­r kemerdekaa­n sekaligus presiden pertama RI, untuk menimba ilmu serta bermeditas­i.

Namun, saat ini, seiring pandemi virus korona yang melanda, destinasi wisata religi tersebut sepi. Jumlah pengunjung turun drastis. ”Saat ini ditutup sementara hingga 20 Juli mendatang. Bersamaan PPKM darurat,” katanya.

 ?? RIZAL FAHMI SYATORI/JAWA POS RADAR BROMO ?? BERSEJARAH: Candi Celeng Srenggi merupakan satu di antara belasan candi di kawasan Pertapaan Indrokilo, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen.
RIZAL FAHMI SYATORI/JAWA POS RADAR BROMO BERSEJARAH: Candi Celeng Srenggi merupakan satu di antara belasan candi di kawasan Pertapaan Indrokilo, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen.
 ?? RIZAL FAHMI SYATORI/JAWA POS RADAR BROMO ?? MERAWAT: Seorang petugas sedang membersihk­an salah satu sudut Candi Suprobowat­i di kawasan Pertapaan Indrokilo.
RIZAL FAHMI SYATORI/JAWA POS RADAR BROMO MERAWAT: Seorang petugas sedang membersihk­an salah satu sudut Candi Suprobowat­i di kawasan Pertapaan Indrokilo.
 ?? RIZAL FAHMI SYATORI/JAWA POS RADAR BROMO ?? NAPAK TILAS: Pengunjung harus menyusuri jalan tanah yang menanjak untuk menuju Pertapaan Indrokilo.
RIZAL FAHMI SYATORI/JAWA POS RADAR BROMO NAPAK TILAS: Pengunjung harus menyusuri jalan tanah yang menanjak untuk menuju Pertapaan Indrokilo.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia