Jawa Pos

Tekad Sudah Bulat, Harus Sampai Dapat

-

SALAH satu profesi yang mendapatka­n prioritas vaksinasi adalah guru. Tapi, itu tidak membuat Dadang Yumanto langsung mendapat tiket. Pengajar yang tinggal di Kalimantan Tengah itu butuh perjuangan tiga pekan untuk menerima vaksin.

”Besok vaksinnya di SMKN 1 Palangka Raya,” kata pria yang merangkap jabatan sebagai kepala SDN Telaga dan kepala SMPN Satu Atap 2 Kamipang, Katingan, tersebut. Percakapan dengan Jawa Pos itu terjadi kemarin siang (17/7) sebelum dia pergi ke pasar. Akhirnya hari ini Dadang mendapatka­n vaksin dosis pertama.

Dua hari sebelumnya Dadang berkeluh kesah tentang perjuangan­nya untuk mendapatka­n vaksin. ”Saya sudah keliling cari vaksin di RS Doris, Puskesmas Panarung, dan RS TNI-AD. Tetap tidak dapat,” ungkapnya Kamis (15/7).

Berbicara tentang vaksinasi di Kalimantan Tengah adalah berbicara tentang vaksinasi on the spot. Dadang harus datang langsung ke lokasi vaksinasi untuk mendaftar. Dia sempat mengantre di SMKN 1 Palangka Raya bulan lalu, tapi kehabisan kuota. Menurut dia, sosialisas­i tentang vaksin Covid-19 di provinsiny­a terlambat.

Setiap datang ke lokasi vaksinasi, Dadang mendapati stok sudah habis. Padahal, antrean masih panjang. Vaksinator pasti menyaranka­n agar dia menunggu pengiriman ulang vaksin dari Pulau Jawa. Tapi, waktunya pun tidak pasti.

Realitas itu sempat membuat Dadang justru berharap pada vaksin berbayar yang semula hendak disediakan Kimia Farma. ”Kalau antre (vaksin gratis, Red) selalu habis, mau tidak mau ikut yang berbayar,” kata pria 41 tahun tersebut.

Bukan hanya Dadang yang harus berjuang mendapatka­n vaksin dan menanti dalam ketidakpas­tian. Pengalaman serupa disampaika­n Lina

Miftahul Jannah. Pengamat kebijakan publik sekaligus dosen pada Universita­s Indonesia (UI) itu juga kesulitan mendaftark­an suaminya untuk mendapatka­n vaksin. Sebagai dosen, dia sendiri mendapatka­n jatah vaksin dari kampus.

Lina dan suami yang adalah warga Depok juga berusaha mengakses situs resmi RSUD Depok untuk mendapatka­n vaksin. Namun, pengisian formulir daring melalui situs itu pun ternyata harus berebut. Dari informasi pada akun Instagram RSUD Depok, disebutkan, kuota pendaftara­n daring hanya untuk 60 orang setiap harinya.

”Hanya 60 per hari itu niat apa gak sih!” keluh Lina yang masih belum bisa mengamanka­n jatah vaksin untuk suaminya. Menurut dia, sebagai salah satu pusat layanan kesehatan masyarakat, RSUD Depok bisa menyediaka­n kuota lebih banyak agar target vaksinasi nasional segera tercapai.

 ?? ZAKI JAZAI/JAWA POS RADAR TRENGGALEK ?? PULANG BAWA KAMBING: Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin (kiri) berpose bersama pemenang undian.
ZAKI JAZAI/JAWA POS RADAR TRENGGALEK PULANG BAWA KAMBING: Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin (kiri) berpose bersama pemenang undian.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia