Perlu Tes Swab sebelum Bertemu Bayi
Memberikan air susu ibu (ASI) kepada anak merupakan momen yang paling dinantikan. Apalagi kalau perdana jadi ibu. ASI memiliki manfaat yang melimpah bagi buah hati. Namun, bagaimana jika ibu dinyatakan terinfeksi Covid-19?
SEDIH, pasti! Baru saja melewati fase yang menegangkan ketika melahirkan dengan bertaruh nyawa. Setelah itu, ibu harus menghadapi kenyataan pahit. Ibu belum bisa berinteraksi terlalu dekat dengan buah hati karena positif SARS-CoV-2.
Hati orang tua mana yang tidak terpukul. Ketika keinginan untuk segera mencium kening anak melambung, tapi harus dibatasi dulu. Demi kesehatan si jabang bayi. ’’Sedih pasti jelas. Karena, bukan hanya saya, suami juga positif,” kenang Rani saat ngobrol dengan Jawa Pos pada 11 Juli lalu.
Sebagai ibu perdana, dia tidak sabar untuk menggendong dan merasakan denyut nadi Asa, buah hatinya. Rani terkonfirmasi positif dua kali selama hamil hingga mendekati persalinan.
Pertama, saat kandungannya berusia 36 minggu. Kedua, saat dia akan menjalani persalinan, Covid-19 kembali menyapa di tubuhnya. Pasca bersalin, dia diisolasi. Rani tidak diizinkan dekat dengan sang anak.
Selama proses bersalin, perempuan kelahiran Jakarta itu tak didampingi suaminya. Jari jemarinya tidak saling mengerat dengan tangan suami. Dia berjuang sendiri. Detik-detik menegangkan terekam lewat virtual.
Lantunan doa tak pernah mengering di bibir anggota keluarganya. Tak terkecuali suaminya. Proses bersalin dilalui secara normal. Dia sempat diminta untuk persalinan Caesar oleh salah satu rumah sakit yang menangani pasien Covid-19. Sebab, statusnya masih terkonfirmasi positif dan ada beberapa alasan medis seperti air ketubannya sudah kurang hingga bayinya sungsang.
Kabut kesedihan semakin tebal tatkala dia tidak bisa IMD (inisiasi menyusui dini). Sebab, Asa langsung dipisahkan dengannya. ’’Itu yang tidak bisa didapatkan, padahal katanya sih penting banget untuk mendapatkan rangsangan menyusui ke depannya,” ucapnya.
Usia satu hari, Asa merasakan bagaimana alat uji usap menembus indranya. Hasilnya, negatif. Begitu pun Rani. Akhirnya, keduanya dipertemukan kembali. ASI-nya baru keluar pada hari kedua. Selama pemberian ASI, protokol kesehatan dijalaninya dengan ketat.
Dia diminta untuk tetap menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh buah hati, dan mencuci payudara. Apabila menggunakan alat perah, alat wajib disterilkan dulu.