Perlu Lihat Kondisi Ibu Dulu
ADA ’’sabuk pengaman’’ yang perlu dikencangkan ketika ibu berstatus positif Covid-19 yang akan menyusui. Sabuk itu berupa aturan-aturan yang wajib ditaati saat bersentuhan dengan buah hati, termasuk memberikan air susu ibu (ASI).
Dokter Martono Tri Utomo SpA (K) menuturkan, adanya transmisi vertikal Covid-19 dari ibu ke janin atau asi ibu yang terkonfirmasi Covid mengandung virus SARS-CoV-2 sampai saat ini belum terbukti. Hal itu juga diamini World Health Organization (WHO).
Martono menyatakan, bayi sehat yang lahir dari ibu terkonfirmasi masuk kriteria kontak erat risiko tinggi. Namun, pada pedoman Kemenkes terbaru, bayi tersebut dikelompokkan sebagai kasus suspect. Dengan demikian, lanjut dia, perlu dilakukan tata laksana yang berbeda. ’’Pemeriksaan uji usap (swab) PCR untuk mendeteksi virus dilakukan saat bayi berusia hari ke-1 dan ke-14,” jelasnya.
Dokter yang menyelesaikan pendidikan konsultan neonatologi di Kolegium PP IDAI pada 2011 itu menyatakan, bayi perlu dipisah dari ibu hingga ibu sembuh. Menurut dia, apabila kondisi ibu baik dan tidak mengalami sesak napas, ibu diperbolehkan memberikan ASI. Dengan catatan, ibu tetap menerapkan protokol kesehatan. Namun, Martono menyampaikan, apabila kondisinya tidak memungkinkan memberikan ASI, ibu dapat menggunakan asi perah atau asi donor.
Terpisah, dr M. Adya F. Dilmy SpOG BMedSc menyebutkan, kondisi ibu terkonfirmasi Covid bergantung dari derajat keparahannya setelah persalinan. Jika tanpa gejala atau gejala ringan, tata laksananya sama dengan ibu tanpa Covid. Untuk asupan permakanan, penambahan 400 kilo kalori dari diet biasa seperti menambah satu kali makan.
Dokter yang juga menjabat konsultan Covid maternal Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta itu menyatakan, makanan yang dikonsumsi diutamakan tanpa pengawet dan penuh nutrisi yang baik.
Lantas, bagaimana dengan kebutuhan seperti vitamin C? Satgas Covid-19 PB IDI tersebut menyatakan, konsumsi vitamin C dibolehkan. Pasca persalinan, vitamin C bisa diberikan sekitar 1.000–2.000 mg. Kemudian, perlu diimbangi juga dengan antioksidan-antioksidan lain.
Sama halnya dengan vitamin C, Adya memberikan lampu hijau untuk pemberian vitamin D. Dia menuturkan, vitamin D idealnya bisa dilakukan pemeriksaan 25 OHA terlebih dulu di laboratorium. Atau, bisa juga memberikan vitamin D dengan 1 x 5.000 international unit (IU) atau 3 x 1.000 IU. Menurut dia, terbukti jika ibu dengan kecukupan vitamin D, gejala Covid-nya lebih ringan dan penyembuhannya lebih cepat serta lebih baik.
Sementara itu, dokter Benediktus Arifin MPH SpOG (K) FICS menyatakan, berdasar buku Rekomendasi Penanganan Covid-19 pada Maternal yang diterbitkan Agustus 2020, ibu perlu memperhatikan pola hidup bersih. Jika di rumah, kemudian hasil PCR bayi negatif dan ibu masih positif, ibu tidak bisa merawat bayinya dan harus menjaga jarak 2 meter. Bayi dirawat anggota keluarga yang tidak menderita Covid.