Jawa Pos

Tenang Sekaligus Garang dalam Satu Paket

Setiap penghobi memiliki alasan masing-masing dalam menentukan pilihan ikan yang akan dipelihara. Sebagian penghobi memilih karena penampilan ikan yang cantik dan anggun. Sebagian lainnya lantaran perawatann­ya yang tidak ribet. Namun, tak sedikit yang jat

-

PAYARA merupakan ikan predator yang sedang banyak digemari di Indonesia. Sepasang taring panjang di rahang bagian bawahnya menjadi daya tarik yang eksotis dari ikan itu. Namun, sebelum memilih untuk memelihara­nya, sebaiknya kenali karakter dan sifatnya.

Payara berasal dari Amerika Selatan. Ada dua sungai yang diketahui sebagai habitat alami ikan predator galak tersebut. Yakni, Sungai Amazon di Brasil dan Sungai Orinoco di Guyana. ’’Berkat dua taringnya ini pula, Payara armatus dijuluki ikan vampir,’’ ujar pemilik River Predator Surabaya Aaron Putra Immanuel.

Taring itu berfungsi menangkap mangsa. Aaron menyatakan, ketika berburu mangsanya, Payara terkesan tenang. Namun, begitu targetnya sudah berada dalam jangkauan serang, ia akan menyambar dengan kecepatan kilat. Mangsa yang digigit akan dikunci dengan dua taring panjangnya itu. Nyaris mustahil bisa lepas. Kalaupun lolos, mangsa akan mengalami cedera parah dan tidak bisa pergi jauh.

’’Payara ini panjang taringnya bisa mencapai 10–15 sentimeter. Badannya bisa tumbuh hingga 1 meter. Buruan utamanya adalah ikan kecil hingga serangga,’’ katanya. Payara merupakan ikan dengan kelas middle range. Sebab, posisi renangnya ada di tengah-tengah. Tidak mepet ke permukaan atau dasar akuarium. Sangat cocok untuk variasi ikan di akuarium.

Aaron menyatakan, memelihara Payara bukan perkara sulit. Tidak membutuhka­n perlakukan khusus untuk merawatnya. Pemberian pakan teratur sudah cukup untuk menjaga ikan itu tetap sehat. Sebab, Payara juga gampang beradaptas­i. Yang paling penting adalah ukuran akuariumny­a. Lalu kebersihan air dan media tambahan. Misalnya, sistem filterisas­i yang bagus akan membantu ikan tersebut untuk tumbuh sehat.

Beberapa penghobi menambahka­n gelombang buatan di dalam akuarium. Karena di habitat aslinya, Payara biasa ditemukan di bagian sungai yang berarus. Pertumbuha­n ikan vampir tersebut, menurut Aaron, cukup cepat selama kebutuhan makan terpenuhi. Makanannya juga tidak neko-neko. Pakan hidup atau mati semuanya disantap. ’’Tapi, jangan sampai berlebihan. Hal ini malah membuat ikan bisa mati bila terus-menerus diberi pakan. Ada baiknya dijadwal,’’ ungkapnya.

Payara armatus yang pada dasarnya adalah ikan predator bisa memakan apa pun jika kelaparan. Dia bisa berubah menjadi ganas dan memangsa tankmate-nya sendiri. Karena itu, pemilihan tankmate juga penting untuk dipikirkan. ’’Yang penting jangan disatukan dengan ikan yang lebih ganas. Pilihannya bisa peacock bass, goliath, atau golongan catfish,’’ papar Aaron.

Dia mengingatk­an agar tidak sekali-kali mengageti ikan Payara. Misalnya, mengetukng­etuk kaca akuarium untuk mendapat perhatian ikan. Sebab, Payara gampang kaget dan berujung stres. Menurut dia, memelihara ikan predator tidak membutuhka­n penataan akuarium yang detail. Misalnya, menambahka­n macammacam ornamen seperti dalam aquascape.

Kebanyakan penghobi ikan predator lebih suka membiarkan kondisi tangki lebih los. Sebab, titik kenikmatan­nya adalah melihat sang ikan sedang berburu mangsa tanpa ada yang mengganggu pemandanga­n. ’’Biasanya, ada yang diberi bebatuan di dasar atau ranting saja. Tapi jarang ya, orang-orang, termasuk saya, lebih suka yang polos,’’ katanya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia