Jawa Pos

Pagi-Sore ala Negeri Sakura

-

Akhir bulan lalu, Ghea merilis koleksi Java Hokokai yang foto-fotonya diunggah ke akun

Berbagai koleksi kimono, tunik, dan gaun bersiluet kimono tampak cantik dengan ornamen batik dan khas Indonesia. ’’Saya kepikiran mau bikin koleksi batik, tapi yang kesannya feminin dan romantis ujar Ghea saat dihubungi

pekan lalu.

Pilihan Ghea lantas jatuh pada motif batik pagi-sore. Yakni, batik yang memadukan dua motif. Batik jenis itu populer pada masa pendudukan Jepang. ’’Karena keterbatas­an bahan di masa penjajahan, akhirnya perajin bikin dua motif di satu kain,” jelas Ghea. Ketika dipakai, sang empunya kain bisa menyiasati penampakan motif. Misalnya, pada satu hari atau pagi hari menampakka­n motif pertama, maka di hari lain atau sore hari dia akan menampakka­n motif kedua.

Karena populer pada masa pendudukan Jepang, batik pagi-sore kerap diselarask­an dengan motif floral khas Jepang. Dari sini, muncullah nama batik Hokokai. ’’Dulu juga ada perkumpula­n namanya Jawa Hokokai yang dibentuk sama pemerintah Jepang di Indonesia,” tambah Ghea.

Ciri khas batik Hokokai – selain menggunaka­n batik pagi-sore– ada pada kesemaraka­n warna dan motif. Warna-warna terang dan pastel khas batik pesisir seperti kuning, merah, jingga, ungu, dan hijau makin meriah dengan gambargamb­ar yang lazim ditemukan dalam kimono. Misalnya, bunga krisan, dedaunan, kupu-kupu, atau burung. Lantas, motif batik yang digunakan kebanyakan adalah batik pekalongan, salah satu daerah di mana batik Hokokai sering ditemui.

Ghea lantas mendapat ide untuk menggabung­kan batik pagi-sore atau Hokokai dengan siluet kimono khas Negeri Sakura. Misalnya, garis desain silang di bagian depan busana, lengan yang melebar di bagian siku hingga pergelanga­n tangan, atau penambahan

aksen obi (ikat pinggang lebar).

Jenis desain pertama terdiri atas dua bagian busana, yakni atasan dan bawahan. Atasan didesain berupa blus sutra atau satin berpotonga­n kimono, sedangkan bagian bawah berupa kain sarung batik berwarna senada dengan atasan. Agar tampak seperti menggunaka­n sehelai kimono, obi dengan motif senada dipasang di pinggang. ”Atau, bisa juga pakai terus dilapisi obi,” kata Ghea.

Jika ingin memberikan kesan berbeda, blus model kimono juga bisa dipadukan dengan bawahan jenis lain. Misalnya, dengan celana atau rok panjang berbahan sifon. Warna bawahan bisa disesuaika­n dengan warna blus yang dikenakan.

Selain atasan berupa blus kimono, Ghea merilis koleksi atasan berupa kebaya atau tunik berbahan organza. Garis depan bagian depan busana didesain menyerupai kebaya dan bagian lengan dibuat melebar bak kimono. Sebagai pemanis, Ghea menambahka­n aksen berupa

yang cocok dipadankan dengan motif bunga batik Hokokai. Koleksi tersebut cocok dipadukan dengan bawahan berupa kain batik. Jika ingin tampilan lebih

pemakai bisa menambahka­n berpotonga­n kimono sebagai tambahan. Cocok untuk acara formal. Bagi yang menyukai koleksi

Ghea juga merilis koleksi kaftan bersiluet kimono. Dengan bahan koleksi itu memberikan kesan anggun dan elegan. Sehelai obi semakin memperkuat desain khas Jepang.

Untuk tampilan yang lebih mewah, Ghea mengeluark­an koleksi berupa gaun sifon dan hitam. Ada yang garis desainnya menyerupai kaftan, ada juga yang didesain berlekuk di bagian pinggang. Ciri khas kimono muncul dari lengan yang melebar.

Sebagai padanan, selop atau sandal berhak cocok digunakan bersama koleksi Java Hokokai. Lantas, padukan dengan bergelung khas gaya tradisiona­l Jepang. muncullah ala Negeri Sakura dengan sentuhan lokal.

 ?? FOTO-FOTO: GHEA PANGGABEAN FOR JAWA POS ??
FOTO-FOTO: GHEA PANGGABEAN FOR JAWA POS
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia