Kontemporer-Natural, Terkoneksi dengan Alam
Tinggal di tengah hiruk pikuk ibu kota, kebutuhan akan hunian yang menghadirkan privasi dan nuansa alami bukan hal yang mustahil untuk diwujudkan. The Living Grotto menghadirkan pengalaman ruangan yang dinamis dan tetap terhubung dengan alam.
ARSITEK Savala Design Studio Franklin Savala menuturkan, pemilik rumah mendambakan hunian yang berwawasan lingkungan, hemat energi, dan memiliki ruangan yang cukup banyak untuk menunjang aktivitas keluarga sehari-hari. Kebutuhan itu direspons dengan menciptakan areaarea terbuka untuk memaksimalkan pencahayaan dan pengudaraan alami ke dalam bangunan.
Untuk menghasilkan kesan luas dengan kebutuhan banyak ruangan pada lahan yang relatif terbatas, arsitek menerapkan layout openplan. ”Dengan penggunaan partisi kaca dan partisi sling untuk membentuk zonasi fungsi ruangan,” ujar Franklin.
Selain untuk pencahayaan alami pada pagi–sore, atap kaca sesuai dengan preferensi klien yang mendambakan rumah dengan atmosfer dinamis. ”Saat malam, penghuni rumah dapat menikmati objek astronomi seperti bulan dan bintang melalui skylight,” paparnya. Saat turun hujan, air yang mengalir melintasi atap kaca memberikan kesan waterfall yang menguatkan karakter natural pada rumah ini.
Jika umumnya diposisikan di dinding, kali ini dieksplorasi dengan memasukkan cahaya melalui atap, plafon, bahkan tangga. Untuk pengudaraan alami, terdapat lubang hawa di atas kamar mandi dan dapur dengan prinsip ventilasi silang. Dengan demikian, angin dapat bersirkulasi ke dalam, hawa panas dan kelembapan dari dalam dibuang ke luar melalui lubang hawa tersebut.
Arsitektur dan interior tidak dapat dipisahkan, harus saling mendukung satu sama lain. The Living Grotto menggunakan banyak
finishing beton. Terdapat dua jenis tekstur beton yang dipakai. Yakni, tekstur kasar seperti kulit batu dan panel beton halus dengan lubang bulat di setiap sudutnya. ”Selain kukuh, keduanya memiliki ekspresi timeless, abadi,” ujar Franklin.
Sementara itu, ruang dalam menggunakan banyak kombinasi material beton dan kaca untuk memberikan kesan ruangan yang lebih luas dan terkoneksi satu dengan lainnya. Jadi, ketika masuk melewati pintu utama,
vibe-nya seperti masih berada di ruang luar. Hampir tidak ada batasan ruangan antara ruang luar dan ruang dalam. Vertical
garden makin menguatkan konsep open to nature.
Desainer interior Savala Design Studio Virginia Sharon menuturkan, ruangan yang sifatnya personal, terutama area kamar tidur, memiliki karakter yang personal pula. Karakter itu dibentuk melalui permainan bentuk furnitur, komposisi material, serta penataan
layout yang disesuaikan dengan aktivitas, kebutuhan, dan karakter penghuninya.
Virginia mencontohkan, terdapat kamar tidur dengan konsep desain ranjang four-poster bed
(ranjang kanopi). Komposisi material yang didominasi dengan material yang bersifat glossy seperti kaca, cermin gray, dan sentuhan
gold menghasilkan karakter feminin dan elegan.
Pada desain kamar selanjutnya, diterapkan konsep tempat tidur yang rendah, dengan desain lemari menyerupai panel
built-in. Kali ini komposisi material lebih banyak menggunakan tekstur kayu dan beton ekspos untuk memberikan karakter ruangan yang lebih maskulin dan dinamis.
The Living Grotto menekankan desain dengan nuansa natural. Beton ekspos memberikan tekstur serta warna abu-abu yang tidak merata, menghasilkan kesan eksotis sekaligus nuansa sejuk ke dalam rumah. Aksen hitam juga dibubuhkan untuk mempertegas bentuk. ”Sebagai penyeimbang, kami padukan dengan material kayu yang memberikan kehangatan dan ketenangan,” tutur Virginia.