Perpanjangan Stimulus Tumbuhkan Penjualan
Ekonom: Waspadai Berlarutnya Ketidakpastian Ekonomi
JAKARTA, Jawa Pos – Relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) masih menjadi daya tarik sektor otomotif. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan adanya pertumbuhan kinerja penjualan wholesale mobil pada Juni 2021. Namun, dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat tak terhindarkan.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menyatakan bahwa stimulus PPnBM mendongkrak penjualan kendaraan bermotor. Khususnya mobil. Secara mont-to-month (MoM), penjualan naik 32,7 persen menjadi 72.720 unit bulan lalu. Peningkatan itu dipengaruhi penambahan pasokan (supply) ke diler. Selain itu, kunjungan masyarakat ke diler otomotif meningkat pada periode relaksasi.
’’Mobil yang harganya di bawah Rp 300 juta paling banyak diminati,’’ ungkap Kukuh kemarin (18/7). Dia menambahkan bahwa jenis kendaraan yang menjadi favorit masyarakat adalah multipurpose vehicle alias MPV.
Dia berharap perpanjangan durasi stimulus PPnBM mampu memulihkan ekosistem industri. Bukan hanya otomotif, melainkan juga sektor-sektor industri penyokongnya.
Dia mengakui bahwa perpanjangan PPKM darurat berdampak pada penjualan. Namun, tantangan itu bisa disiasati dengan teknologi. Penjualan secara digital akan mampu menjaga tren positif penjualan.
Sementara itu, Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk (ASII) Boy Kelana Soebroto menyebutkan, penjualan wholesale dipengaruhi pasokan ke diler. Dia mengakui bahwa relaksasi
PPnBM menjadi daya tarik pada masa sulit. ’’Perpanjangan stimulus diharapkan dapat mendongkrak penjualan mobil sampai akhir tahun,” ujarnya.
Pada Juni 2021, penjualan domestik Astra Internasional tercatat mencapai 40.910 unit. Jumlah tersebut naik 44,17 persen dari bulan sebelumnya. Secara tahunan, penjualannya naik sebesar 742 persen ketimbang Juni tahun lalu.
Kendati demikian, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengingatkan bahwa meskipun penjualan mobil tumbuh, ketidakpastian ekonomi juga meningkat. Sebab, jumlah kasus harian Covid-19 bertambah terus.
Menurut Andry, peningkatan kasus Covid-19 dan PPKM darurat akan menurunkan consumer confidence (keyakinan konsumen). Itu pun akan memengaruhi kinerja penjualan mobil. ’’Kami perkirakan pertumbuhan penjualan mobil bisa lebih rendah daripada proyeksi kami sebelumnya. Di bawah 39,5 persen dengan total penjualan sebanyak 742.150 unit,” tandasnya.