Jawa Pos

Bukan Narasi Putus Asa

-

Hidup susah, mati pun susah. Tak perlu alergi mendengar kata-kata itu. Di tengah pandemi Covid-19 yang tak berkesudah­an, keluhan semacam itu sudah sangat lumrah. Sering diucapkan warga. Ambil saja pelajaran terbaiknya: Jangan sampai kita jatuh ke dalam kondisi itu. Caranya, tentu saja berusaha tidak tertular, apalagi menularkan Covid-19.

Saat ini Indonesia memang menjadi perhatian dunia. Sampai kemarin, kasus harian Covid-19 di negeri +62 ini masih tertinggi sejagat. Mengutip data Worldomete­r, pertambaha­n kasus per 18 Juli di Indonesia mencapai 44.721. Sedikit menurun jika dibandingk­an dengan 15 Juli lalu yang menembus angka 56.757. Meski demikian, angka kasus baru Indonesia masih jauh di atas negaranega­ra lain. Tinggal Rusia dan Iran yang masih di atas 20 ribu kasus. India bahkan hanya mencatatka­n 795 kasus baru.

Tingginya kasus baru itu selaras dengan kondisi riil di masyarakat. Tiap hari ada saja berita duka. Sirene ambulans bak terdengar tanpa henti, meski pada saat yang sama terdengar antrean penjemputa­n pasien maupun jenazah Covid-19.

Kini, jenazah Covid-19 tak lagi harus dimakamkan di pemakaman khusus. Pemakaman umum yang dekat dengan permukiman warga juga menerima jenazah korban Covid-19. Bahkan setiap hari. Di kampungkam­pung, warga terpaksa ikut memakamkan jenazah korban Covid-19 lantaran tim yang disiapkan satgas Covid-19 atau pihak rumah sakit tak kunjung datang. Mati sekarang, kadang dijanjikan baru bisa diurusi keesokan hari.

Media sosial juga menyuguhka­n derita pada pedagang di masa PPKM darurat. Ada yang daganganny­a dirampas, ada pula yang mengalami kekerasan dari petugas. Kekerasan juga terjadi sebaliknya. Begitu peliknya kondisi sekarang ini. Biangnya hanya satu: Covid-19.

Kalau mau lepas dari kondisi tersebut, tentu kita harus lepas dulu dari virus bak monster itu. Tak perlu diajarkan ulang. Semua sudah tahu 3M, 5M, dan vaksinasi. Sebagai masyarakat, kita tinggal menjalanka­nnya.

Dari sisi pemerintah, perlu didesain agar PPKM darurat tidak membuat orang sengsara. Apalagi main kasar terhadap orang yang kesusahan. Bisa kualat. Ingat, jutaan orang mengandalk­an penghasila­n harian. Kalau mereka tak lagi bisa membuka usaha, tentu perlu ada subsidi. Berikan subsidi itu sebelum pembatasan diberlakuk­an. Jangan tunggu pukulpukul­an dulu, baru bantuan cair.

 ?? ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS ??
ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia