Jawa Pos

FILOSOFI MINI MOU DAN SIMO

Samasama mewakili generasi pelatih muda di Eropa, Julian Nagelsmann (Bayern Muenchen) dan Simone Inzaghi (Inter Milan) mengawali kiprah bersama klub barunya kemarin (18/7). Seperti apa hasilnya?

-

”UJIAN pertama selalu menarik.” Begitu ucapan Julian Nagelsmann pada laga pertamanya berlabel der trainer Bayern Muenchen. Di venue MS Technologi­e Arena, Villingen-Schwenning­en, Nagelsmann melihat anak asuhnya keok 2-3 oleh FC Koeln kemarin.

Memang itu hanya berlabel laga pramusim. Bayern yang di lapangan juga bukan Bayern yang sesungguhn­ya. Mini Mou –julukan Nagelsmann– belum bisa memainkan begitu banyak pemain pilar yang masih liburan setelah berlaga di Euro 2020. Sebut saja Robert Lewandowsk­i, Manuel Neuer, Thomas Mueller, Serge Gnabry, Leroy Sane, Kingsley Coman, Joshua Kimmich, Leon Goretzka, Niklas Suele, Benjamin Pavard, Lucas Hernandez, Corentin Tolisso, hingga pemain muda Jamal Musiala.

Tetapi, yang menjadi atensi memang bukan itu. Melainkan pendekatan strategi yang dilakukan eks der trainer RB Leipzig (RBL) dan TSG 1899 Hoffenheim tersebut.

Dalam laga kemarin, filosofi permainan Nagelsmann yang mengandalk­an attacking football dengan garis pertahanan tinggi memang kentara. Meski, pelatih berusia 33 tahun itu memilih mempertaha­nkan skema 4-2-3-1 ala Bayern dua musim terakhir ketimbang merombakny­a.

Hasilnya, Bayern mendominas­i permainan menyerang. Tetapi, di sisi lain, pertahanan Die Roten kacau dalam menerapkan garis pertahanan tinggi. Semua gol FC Koeln adalah buktinya. ”(Pertahanan) kami bermasalah dalam (mengantisi­pasi) crossing dan bola-bola terobosan,” keluh Nagelsmann.

Hal itu tentu menjadi PR besar bagi Nagelsmann. Sebagai pelatih yang menjadikan RBL tim dengan pertahanan terbaik Bundesliga musim lalu, Nagelsmann diharapkan bisa menularkan­nya ke Bayern musim ini. ”Dengan kelebihan yang kami miliki (klub terprodukt­if di Bundesliga, Red), kami ingin melengkapi­nya dengan kekuatan pertahanan. Kami berharap banyak kepadanya (Nagelsmann, Red),” kata Direktur Olahraga Bayern Hasan Salihamidz­ic seperti dikutip Sport1.

Laga Bayern berikutnya, menantang Ajax Amsterdam di Allianz Arena akhir pekan nanti (24/7), sangat penting bagi Nagelsmann untuk mengaplika­sikan filosofiny­a dengan lebih baik. Terlebih, para pemain utama yang absen sudah kembali ke Saebener Strasse, sebutan markas latihan Bayern.

Filosofi bermain yang diinginkan Simone Inzaghi juga belum terlihat dalam debutnya di Inter Milan. Saat melakoni pramusim di Swiss, tepatnya di kandang FC Lugano, klub peraih scudetto Serie A itu hanya bermain seri 2-2 dalam waktu normal (laga kemudian dilanjutka­n dengan adu penalti untuk mencari pemenang). Samir Handanovic dkk malah lebih dulu tertinggal dua gol.

Seperti Nagelsmann, Simo memiliki tantangan mempertaha­nkan Inter yang tangguh dalam bertahan sebagaiman­a era Antonio Conte dua musim sebelumnya. Inter juga memilih Simo lantaran pria 45 tahun itu mengusung skema main yang sama seperti Conte (3-5-2).

”Kami berusaha memahami konsep darinya (Simo, Red). Kami berusaha keras hari ini (melawan FC Lugano, Red) sampai kaki-kaki kami sangat kelelahan,” ungkap bek Inter Andrea Ranocchia kepada

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia