RS Darurat GBT Bisa Tampung 225 Pasien
Oksigen Siap, Segera Beroperasi
SURABAYA, Jawa Pos – Gerak cepat dibutuhkan dalam penanganan Covid-19 di Kota Pahlawan. Saat ini metropolis membutuhkan tambahan tempat perawatan bagi pasien Covid-19. Sebab, virus korona semakin ganas.
Berdasar data pemkot, jumlah warga yang terpapar virus korona terus melonjak. Tiga hari lalu, tepatnya pada 15 Juli, 5.690 pasien dirawat. Saat ini ada 8.496 pasien.
Pemkot sejatinya telah bersiap menghadapi amukan virus korona. Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) dibuka. Lokasinya di Kedung Cowek. Tempat itu khusus diperuntukkan warga Surabaya yang terpapar Covid-19. Namun, baru sepekan beroperasi, RSLT telah penuh.
Pemkot bergegas menyiapkan tempat anyar. Aset daerah disulap menjadi ruang perawatan. Salah satunya, gedung indoor Gelora Bung Tomo (GBT). Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Iman Krestian
Maharhandono mengungkapkan bahwa pengerjaan rumah sakit darurat berjalan sejak minggu lalu. Petugas berpacu dengan waktu. Tempat itu harus secepatnya rampung. ”Bangunan sudah selesai,” katanya kemarin (18/7).
Di RS GBT, pemkot menyediakan sejumlah fasilitas. Rumah sakit darurat itu mampu menampung 225 orang. Dengan catatan, pasien yang dirawat tidak merasakan gejala atau memiliki gejala ringan Covid-19. Sama seperti di RSLT.
Seluruh pasien akan ditampung di areal lapangan. Pemkot telah menata bed. Tempat tidur antara satu pasien dan pasien lain berjarak. Fasilitas lain adalah IGD. Fungsinya, mengambil tindakan cepat ketika pasien kritis. Selain itu, pemkot menyediakan unit radiologi dan laboratorium. ”Tangki dan jaringan oksigen sudah ada. Tinggal pengisian,” jelas Iman
Dalam waktu dekat, RS GBT dibuka. Iman menjelaskan bahwa fungsi RS darurat itu sama dengan RSLT. Yakni, menjadi pendukung RS rujukan pasien Covid-19. Pengoperasian RSLT bertujuan mendukung RSUD dr M. Soewandhie. Orang tanpa gejala (OTG) yang dirawat di RSUD dr M. Soewandhie dipindahkan ke RSLT. Pembukaan RS GBT mengurangi beban RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) di Benowo. Dengan langkah itu, pemkot berupaya mengurangi kepadatan rumah sakit. ”Seperti yang disampaikan pak wali kota, yang dirawat di
RS hanya yang bergejala berat,” ujarnya.
Lantas, kapan RS GBT beroperasi? Iman belum bisa memastikan. DPRKP CKTR hanya bertugas menyiapkan tempat tersebut. ”Bisa ditanyakan ke dinas kesehatan (dinkes) atau RSUD BDH,” tuturnya.
Karena itu, pihaknya tidak asal membuka rumah sakit darurat, terutama di GOR indoor GBT. Iman memastikan, ketika oksigen dan fasilitas kesehatan lainnya sudah siap, rumah sakit darurat itu akan dibuka.
Sementara itu, Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan bahwa penanganan Covid-19 harus berjalan cepat. Salah satunya, penyediaan ruang perawatan. Pihaknya telah mengimbau seluruh kecamatan untuk menelaah lokasi yang bisa dijadikan RS darurat.
Pemkot terus berupaya menambah RS darurat. Salah satunya, RS GBT. Upaya itu dilakukan agar seluruh pasien mendapatkan penanganan. Warga yang terpapar korona segera pulih.
Surabaya secepatnya membaik. ”Warga di wilayah barat tidak perlu ke RSLT. Bisa mendapatkan perawatan di RS indoor GBT,” ujar pria 44 tahun tersebut.
Menurut Eri, RS GBT dibuka dalam waktu dekat. Sebab, sebelum beroperasi, dia memastikan fasilitas di tempat tersebut. Salah satunya, ketersediaan oksigen. Tabung oksigen saat ini sangat dibutuhkan. Sebab, dari telaah Eri, tidak sedikit pasien isolasi yang membutuhkan oksigen. ”Kalau sudah siap, langsung kami buka,” tegas alumnus ITS tersebut.
”Yang terjadi sekarang ini adalah warga yang isolasi mandiri membutuhkan oksigen sehingga kami akan beli oksigen itu. Makanya, kalau nanti sudah siap beserta oksigennya, kami langsung buka,” tandasnya.